"Pertamax meningkat hingga 46 persen dari tahun sebelumnya," kata Unit Manager Communication and CSR Pertamina MOR Kalimantan Susanto August Satria saat dihubungi dari Palangka Raya, Sabtu.
Untuk pertalite meningkat sebesar 16 persen dari tahun sebelumnya.
Peningkatan dua produk tersebut berbanding terbalik dengan konsumsi produk dengan oktan rendah premium yang turun hingga 22 persen.
Pihaknya optimistis konsumsi pertamax akan terus mengalami peningkatan karena saat ini semakin banyak masyarakat beralih ke produk bahan bakar berkualitas yang memberikan dampak nyata bagi kendaraan maupun lingkungan.
"Ini terbukti dari proporsi produk oktan tinggi yang semakin meningkat jika dibandingkan produk lainnya," katanya.
Adapun pada 2020 proporsi pertamax terhadap BBM gasoline lain adalah sebesar 7,9 persen dan selanjutnya bertambah pada 2021 menjadi 12 persen dari konsumsi BBM gasoline secara keseluruhan.
Baca juga: Bumdes di Barito Utara bangun SPBU mini
Baca juga: Pertamina apresiasi kebijakan penggunaan elpiji Gubernur Kalteng
Sementara itu Sales Area Manager Kalimantan Selatan dan Tengah, Drestanto Nandiwardhana menjelaskan, saat ini banyak pabrik kendaraan yang memberikan rekomendasi untuk penggunaan BBM dengan minimal RON 90 bahkan 92 pada kendaraan dengan teknologi terbaru.
Dalam hal ini, pertamax memiliki kandungan formula zat aditif Pertatec (Pertamina Technology) yang mampu membersihkan endapan kotoran pada mesin sehingga mesin jadi lebih awet, terjaga dari karat serta membantu pembakaran lebih maksimal sehingga lebih efisien.
"Pertamax menjadi salah satu primadona bagi pengguna kendaraan jenis gasoline karena memiliki banyak keunggulan dan manfaat, yakni untuk mesin kendaraan serta lingkungan," ungkapnya.
Pertamax juga masuk kategori BBM ramah lingkungan karena kandungan sulfur yang dihasilkan pada gas buang kendaraannya maksimal 500 ppm sehingga dapat menjaga kualitas udara tetap baik.
Pewarta: Kasriadi/Muhammad Arif Hidayat
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2021