Rumah Tahanan (Rutan) Surabaya di Medaeng, Sidoarjo, Jawa Timur, menyediakan ruangan isolasi khusus bagi tahanan yang akan dan telah mengikuti vaksinasi COVID-19 sebagai upaya memudahkan penanganan jika terjadi efek samping.Sehari sebelum vaksin, tahanan yang akan ikuti vaksin diisolasi ditempatkan dalam satu blok.
Karutan Surabaya Wahyu Hendrajati Setyo Nugroho dalam siaran pers di Sidoarjo, Minggu, mengatakan bahwa pihaknya harus memastikan setiap tahanan tidak mengalami efek samping yang berlebihan usai vaksinasi.
"Salah satunya dengan melakukan isolasi di blok khusus sebelum dan sesudah vaksinasi," katanya.
Wahyu mengatakan bahwa vaksinasi di rutan berbeda dengan masyarakat umum karena tenaga kesehatan jumlahnya terbatas, sementara rutan itu berkapasitas 504 orang.
"Kami harus menghitung kemampuan tenaga kesehatan kami, jangan sampai kewalahan karena banyaknya keluhan akibat efek samping vaksin," katanya.
Sampai dengan saat ini, kata dia, hanya 116 tahanan yang sudah mengikuti vaksinasi COVID-19 dari total 1.828 penghuni.
Dari jumlah itu, menurut dia, mayoritas memang merasakan efek samping vaksin keluaran Astra Zeneca tersebut.
"Mayoritas mengeluh demam dan pihak rutan memberikan obat maupun terapi untuk meminimalisasi efek samping," katanya.
Guna mempermudah pemantauan, pihak Rutan Surabaya membuat blok khusus untuk warga binaan yang masuk daftar penerima vaksin.
"Blok D yang biasanya dibuat hunian dijadikan tempat isolasi. Sehari sebelum vaksin, tahanan yang akan ikuti vaksin diisolasi ditempatkan dalam satu blok. Tujuannya untuk pengawasan dari segi kesehatan terkait dengan pola tidur dan pola makannya," kata Wahyu.
Dengan ditempatkan dalam satu blok, kata dia, vaksinasi juga berjalan lebih efektif dan efisien karena warga binaan setelah vaksin harus tetap berada di blok isolasi selama minimal 2 x 24 jam.
"Hal ini untuk memudahkan pemantauan efek samping vaksin. Baru kemudian dipindahkan ke blok masing-masing setelah 2 hari tidak ada keluhan," katanya.
Menurut dia, Rutan Surabaya akan segera melakukan vaksinasi lanjutan menyusul masih banyak tahanan yang belum tervaksin.
Ia mengatakan bahwa pihaknya juga akan berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Pemkot Surabaya karena selama ini pihak Rutan Surabaya berkolaborasi dengan Dinkes Sidoarjo dalam proses vaksinasi.
'Padahal, lebih dari separuh tahanan adalah warga Surabaya. Jadi, kami akan berkoordinasi dengan Pemkot Surabaya," katanya.
Sementara itu, Kakanwil Kemenkumham Jatim Krismono meminta lapas atau rutan mempercepat vaksinasi karena lapas atau rutan menjadi daerah yang rawan penyebaran COVID-19.
Kanwil Kemenkumham Jatim membawahi 39 lapas atau rutan yang tersebar di seluruh wilayah provinsi paling timur Pulau Jawa itu.
"Kami sudah berkoordinasi dengan pemerintah provinsi untuk mempercepat vaksinasi," ujar Krismono.
Baca juga: Ratusan WBP di Lapas Perempuan Bali ikuti vaksinasi tahap I dan II
Baca juga: Vaksinasi warga binaan di Rutan Salemba capai 97 persen
Pewarta: Indra Setiawan
Editor: D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2021