Atlet para-bulu tangkis Indonesia Leani Ratri Oktila mengaku belum puas dengan raihan dua medali emas dan satu perak dalam debutnya di Paralimpiade Tokyo 2020.
Dua emas itu disumbangkan Leani dari nomor ganda putri SL3-SU5 bersama Khalimatus Sadiyah pada Sabtu. Sayangnya, harapan Leani untuk menambah sekeping lainnya dari nomor individu gagal terwujud. Saat tampil di final tunggal putri SL4, Minggu, pemain yang dijuluki “Ratu” para-bulu tangkis itu takluk di tangan wakil China Cheng Hefang 19-21, 21-17, 16-21.
Kekalahan pada pertandingan tunggal putri meningkatkan semangat Leani Ratri untuk tampil habis-habisan di laga final terakhirnya pada nomor ganda campuran SL3-SU5 bersama Hary Susanto.
Baca juga: Round-up: Rebut emas kedua, Indonesia peringkat 43 ParalimpiadeTokyo
Baca juga: Leani Ratri raih perak para-badminton tunggal putri SL4 Paralimpiade
Hary/Leani pun sukses menutup hari terakhir Paralimpiade dengan merebut emas kedua di nomor ganda campuran SL3-SU5.
“Bagi saya pribadi, hasil ini tidak sesuai target karena semua atlet tentunya ingin meraih yang terbaik,” kata Leani dalam temu media virtual yang diikuti di Jakarta, Minggu malam.
“Tentunya saya turun di tiga nomor jadi inginnya tiga emas,” dia menambahkan.
Meski demikian, Leani mengaku tetap bersyukur dengan torehan tersebut. Ia mengatakan telah memberikan penampilan yang maksimal selama pertandingan.
Baca juga: Leani berterima kasih ke Jokowi sudah setarakan atlet disabilitas
Baca juga: Raihan dua emas Leani Ratri memiliki makna luar biasa bagi Indonesia
Leani, yang turun di tiga nomor, menghadapi tantangan yang lebih besar karena dia mempunyai jadwal pertandingan yang lebih padat serta waktu istirahat yang minim.
Atlet kelahiran Pekanbaru itu tercatat telah menjalani 12 pertandingan sejak para-bulutangkis dimulai pada 1 September, dan bahkan sempat melakoni tiga sampai empat laga sekaligus dalam sehari sebelum akhirnya mampu merebut medali emas ganda putri.
Pewarta: Shofi Ayudiana
Editor: Teguh Handoko
Copyright © ANTARA 2021