• Beranda
  • Berita
  • Mengembangkan destinasi wisata lewat pembiayaan digital

Mengembangkan destinasi wisata lewat pembiayaan digital

6 September 2021 13:55 WIB
Mengembangkan destinasi wisata lewat pembiayaan digital
Ilustrasi - Wamendag Jerry Sambuaga didampingi pejabat Kemendag, Provinsi Sulawesi Utara dan Kabupaten Minahasa Utara mencanangkan pembangunan Pusat Jajanan Kuliner dan Cendera Mata Likupang. ANTARA/Karel A Polakitan.

Pandemi COVID-19 yang membatasi mobilitas masyarakat tentu sangat berdampak pada keberlangsungan sektor pariwisata di Tanah Air. Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahudin Uno mengakui kalau sektor pariwisata mengalami masa yang berat selama pandemi COVID-19

Agar sektor pariwisata tetap bertahan dan tetap berkontribusi terhadap perekonomian nasional, Kemenparekraf meluncurkan program 5 destinasi wisata super prioritas.

Ini merupakan bagian dari program 10 Bali Baru yang dicanangkan pemerintah. Nantinya destinasi-destinasi tersebut tak hanya dapat menjadi daya tarik wisatawan saja, namun juga menumbuhkan ekonomi kreatif yang bisa dinikmati warga setempat.

Detinasi wisata super prioritas tersebut adalah Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur; Mandalika, Nusa Tenggara Barat; Danau Toba, Sumatera Utara; Likupang, Sulawesi Utara dan Borobudur, Jawa Tengah. Pemerintah menargetkan penyelesaian 5 destinasi wisata tersebut rampung pada akhir 2021 setelah sebelumnya sempat mundur dari rencana awal yang ditargetkan selesai pada akhir 2020.

Tempat-tempat yang memiliki keunikan tersendiri itu, menargetkan turis domestik sebagai sasarannya. Menparekraf Sandi menyebutkan ada Rp150 triliun dana yang teralokasi oleh wisatawan nusantara untuk berwisata ke luar negeri.

Melalui kehadiran 5 destinasi super prioritas yang baru dengan kawasan strategis pariwisata nasional, pemerintah berharap bisa mengambil peluang atau realokasi dari sebagian dana masyarakat yang habis untuk berwisata di luar negeri.

Format pariwisata yang dihadirkan para pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif pun diubah dengan mengusung konsep personalized, customized, localize, dan smaller size. Personalized berarti wisatanya bersifat pribadi atau terbatas untuk keluarga.

Customized berarti para pelaku pariwisata menyiapkan wisata yang dapat memenuhi kebutuhan wisatawan seperti alam hijau terbuka, pantai, atau bahkan menyiapkan pengalaman budaya lokal lewat desa wisata.

Localized artinya wisata yang disiapkan untuk masyarakat domestik bisa dihadirkan tanpa jarak yang jauh atau dekat dari rumah. Serta yang terakhir adalah Smaller Size, artinya tempat wisata tidak menampung terlalu banyak orang sehingga dapat menjadi lebih longgar dan luas untuk dieksplorasi.

“Para pelaku wisata lokal mereka ini fokus menyediakan wisata untuk wisatawan yang berbasis kesehatan dan keselamatan. Saya yakin wisatawan nusatara akan kembali jumlahnya dan dengan ditingkatkannya sertifikasi CHSE. Akan kami gaspol sehingga 34 juta pelaku ekonomi kreatif bukan hanya bisa bertahan tapi mampu menangkap peluang jadi pemenang,” kata Menparekraf Sandiaga.

Salah satu dari 5 destinasi wisata super prioritas tersebut yakni Likupang diinisiasi menjadi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK). Memiliki luas 197,4 hektare, KEK ini dibangun di Kecamatan Likupang Timur, Minahasa Utara.

Dengan jarak tempuh dua jam perjalanan mobil dari Manado, terdapat banyak pantai-pantai dengan pasir putih yang dapat menjadi pilihan di Likupang yakni Pantai dan Bukit Pulisan, Pantai Paal dan Pantai Pulisan. Kawasan ini juga dekat dengan Pulau Lihaga dan Pulau Gangga yang menjadi tempat snorkeling atau menyelam. Belum lagi Pantai Likupang yang memiliki spesies langka penyu hijau. Di sana juga menjadi habitat Burung Maleo dan Makaka Hitam.

Tak hanya punya alam yang menarik untuk jadi wisata olahraga serta wisata bahari, penyuka makanan lezat juga bisa bersenang-senang di kawasan ini karena banyak pilihan makanan yang bisa dicicipi. Mulai dari ayam rica-rica, ikan woku, berbagai jenis olahan ikan lainnya hingga bubur tinutuan yang mengenyangkan karena berisi aneka sayur seperti bayam, kangkung, kemangi, ubi, labu hingga pipilan jagung.

Ada pula pisang goroho yang serupa keripik pisang dan dicocol dengan sambal roa, bisa disantap bersama secangkir kopi atau teh. Wisatawan juga bisa menikmati kudapan serupa pastel bernama panada, terdiri dari roti goreng dengan isian suwiran ikan cakalang.

Baca juga: Kominfo dukung Gerakan Bangga Berwisata di Indonesia


Bangga Berwisata Indonesia

Melalui Kementerian Koordinator Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves), pemerintah terus berupaya lakukan terobosan guna mempercepat pemulihan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif. Untuk itu, pemerintah mendorong Program Bangga Berwisata di Indonesia (BWI).

Menko Luhut B Pandjaitan menyampaikan permasalahan utama dalam sektor pariwisata adalah menurunnya angka perjalanan domestik dan berkurangnya nilai pengeluaran per perjalanan oleh wisatawan nusantara. Karenanya, melalui Program BBWI diharapkan bisa membangun rasa bangga dan kepemilikan atas kegiatan berwisata di dalam negeri. Sehingga mendorong masa tinggal yang lebih lama dan pengeluaran yang lebih tinggi.

“Perkiraan wisata domestik akan mengalami pemulihan 1-2 tahun lebih cepat dibandingkan wisata ke luar negeri. Wisata internasional akan pulih pada akhir 2022 atau awal 2023. Oleh karena itu, pembangunan pada 5 Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP) harus dipercepat sehingga ketika pariwisata kembali pulih, wisatawan sudah dapat menikmati destinasi yang berkualitas,” ujar Menko Luhut.

Pemerintah pun mengusung tagline #DiIndonesiaAja agar dapat menjadi salah satu trending atau top of mind yang dapat didorong ke depan. Dengan kondisi pariwisata wisata yang turun 70 persen turun dan kepercayaan untuk berwisata yang rendah, pemerintah sepakat pemulihan wisata harus berfokus pada wisatawan nusantara dengan target utamanya kaum milenial.

“Fokus sesuai arahan Presiden, pemulihan pariwisata akan dilakukan di 5 DPSP sekaligus dilakukan trial run. Akan diturunkan pula produk ekonomi kreatifnya serta upaya untuk terus berinovasi, adaptasi, dan kolaborasi dengan konsep Bangga Berwisata di Indonesia,” ungkap Menparekraf Sandiaga.

Kampanye BWI disinergikan dengan Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (Gernas BBI) yang lebih dahulu diresmikan Presiden Joko Widodo pada Mei 2020. Kampanye ini bertujuan mendorong masyarakat untuk membeli produk-produk buatan UMKM dan ultra mikro lokal, untuk mendukung keberlangsungan bisnis sektor itu selama pandemi COVID-19.

Gernas BBI ini berlanjut pada 2021 dan resmi diluncurkan melalui seremoni di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Bali pada 11 Januari 2021. Gernas BBI dan BWI ini terus berlanjut hingga ke Sulawesi dengan mengangkat tema #PelangiSulawesi yang resmi diluncurkan pada 26 Agustus 2021.

Gernas BBI dan BWI Sulawesi yang mengangkat tema Dari Sulawesi menuju Mancanegara ini mempromosikan potensi wisata dan UMKM Likupang, Minahasa Utara, Sulawesi Utara. Pemerintah membangun pusat jajanan kuliner dan cinderamata di Likupang sebagai bentuk dukungan kepada UMKM agar dapat memasarkan produk unggulannya di kawasan pariwisata, sehingga bisa membantu perekonomian masyarakat Likupang.

Baca juga: Gernas BBI Sulawesi, BI ajak UMKM dan pelaku wisata gunakan QRIS


Pembiayaan Digital

Guna mendukung Program BWI, pemerintah juga terus mendorong pembayaran digital, bahkan dari hal kecil seperti pembayaran toilet. Pembayaran digital menggunakan metode QR Code yakni Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) ini dilakukan untuk mendorong transparansi dan mengurasi resiko berbasis tunai.

QRIS dikembangkan oleh industri sistem pembayaran bersama dengan Bank Indonesia agar proses transaksi dengan QR Code dapat lebih mudah, cepat, dan terjaga keamanannya. Melalui #PelangiSulawesi ini Bank Indonesia berharap penggunaan QRIS dapat meningkat sehingga target digitalisasi di Sulawesi Utara segera terwujud.

Melalui QRIS, seluruh aplikasi pembayaran dari penyelanggara manapun baik bank dan nonbank yang digunakan masyarakat dapat digunakan di seluruh toko, pedagang, warung, parkir, tiket wisata, donasa (merchant) berlogo QRIS.

“Ayo jangan sampai lupa gunakan QRIS, baik oleh pelaku UMKM maupun penyedia jasa pariwisata yang sampai 31 Juli 2021 telah mencapai 459.346 merchant se-Sulawesi atau meningkat sebesar 114 persen (yoy),” kata Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo.

Perry juga menyampaikan peningkatan penggunaan QRIS tidak terlepas dari sinergi dan kolaborasi yang semakin diperkuat antara BI, pelaku wisata, perbankan, utamanya BNI selaku top brand, pemerintah, dan Dekranasda Sulawesi.

BNI turut ambil bagian dalam #PelangiSulawesi dengan ikut mengkurasi dan memberikan pendampingan ke 111 UMKM yang memiliki produk berdaya saing global, diantaranya produk kerajinan kain, makanan olahan dan kopi. Sebagian besar UMKM yang lulus kurasi tersebut telah didaftarkan BNI ke berbagai marketplace seperti Blibli, Bukalapak, dan Shopee.

Wakil Direktur Utama BNI Adi Sulistyowati menyampaikan Gernas BBI 2021 selaras dengan fokus BNI untuk mendukung sektor UMKM melalui rangkaian kegiatan yang meliputi Program Enterpreneur Heroes, Festival Ide Bisnua, Pasar Digital UMKM, BNI Trade Forum dan Xpora yang membawa UMKM Indonesia menjadi lebih maju, berkembang, “Lompat Lebih Tinggi” menuju globalisasi dan digitalisasi.

“Melalui program Xpora, BNI menawarkan solusi digital terintegrasi yang akan membantu para UMKM untuk melakukan transaksi eskpors pasar global dengan tiga fitur utama, yakni go produktif, go digital, dan go global,” ungkap Adi Sulistyowati.

BNI juga menyelenggarakan sejumlah webinar bertajuk “UMKM Go Ekspor”, “Kemitraan UMKM dengan Marketplace”, “Tips Berjualan Online”, hingga “Edukasi Transaksi Nontunai dengan QRIS”.

Untuk menyemarakkan #PelangiSulawesi, BNI juga memberikan aneka promo menarik bagi pengguna kartu kredit dan debit menikmati berbagai promo menarik bagi pengguna kartu kredit dan debit. Nasabah BNI dapat menikmati berbagai promo mulai dari diskon 85 persen hingga cicilan 0 persen di berbagai marketplace.

Baca juga: Dukung Gernas BBI Pelangi Sulawesi, BNI kurasi dan digitalisasi UMKM

Pewarta: Kuntum Khaira Riswan
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2021