Saatnya para 'pengantin' mulai dipingit
Istilah pengantin itu, diberikan Yusuf untuk para atlet dan pelatih Lampung yang akan berlaga di PON XX.
Baca juga: Kontingen PON Lampung berangkat 16 September
Menurut dia, jika diibaratkan pesta, pengantin dalam perhelatan PON adalah para atlet dan pelatih. Sedangkan, jajaran KONI dan pihak-pihak terkait yang mendukung kelancaran persiapan PON adalah panitia dalam pesta tersebut.
Karena itu, pengantin tidak boleh diganggu dengan hal-hal lain di luar teknis pertandingan. Pengantin harus dibuat nyaman, agar fokus dalam resepsi (pertandingan).
"Saya merasa ini penting dimengerti semua pihak, terutama pelatih dan atlet Lampung. Mengingat waktu sudah sangat dekat dan tentunya ketegangan sudah makin terasa saat ini. Maka perlu ada tindakan untuk menenangkan psikologi dan memperkuat mental. Salah satunya, pengantin (atlet dan pelatih) harus dipingit (dikarantina),” kata Yusuf.
Dia meminta, semua pihak tidak mengganggu konsentrasi atlet dan pelatih. "Seluruh atlet dan pelatih jangan dibebani dengan persoalan lain-lain. Biarkan mereka tenang dan konsentrasi menghadapi pertandingan," pintanya.
Baca juga: Atlet terjun payung Lampung latihan di Lanud Gatot Subroto jelang PON
Ia juga meminta seluruh elemen yang terlibat dalam kepanitiaan PON, harus paham dan berkerja sesuai tugas pokok dan fungsi masing-masing.
"Jangan sampai saling mengurusi pekerjaan yang bukan urusannya. Ciptakan suasana kondusif penuh kebersamaan," imbaunya.
Pada PON XX di Papua, kontingen Lampung akan turun di 26 cabang olahraga, di antaranya angkat besi, angkat berat, panahan, senam, atletik, biliar, bulu tangkis, renang, selam, menembak, dayung, judo, sofbol, layar, bermotor, judo, karate, taekwondo, tarung derajat, dan catur.
Lokasi pertandingan 26 cabang olahraga itu terbagi dalam empat kluster: Kota Jayapura, Kabupaten Jayapura, Kabupaten Mimika dan Kabupaten Merauke.
Baca juga: Percasi Lampung optimistis raih medali di PON XX Papua
Baca juga: Pesenam Lampung berlatih di Rusia guna hadapi PON Papua
Pewarta: Agus Wira Sukarta
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2021