Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mendorong para petani milenial untuk memanfaatkan berbagai teknologi yang ada untuk mengembangkan usaha pertanian mereka.Kalau saya dulu mau jual hasil panen, harus datang, berminggu-minggu negosiasi, harus ada di Jepang untuk jual Kopi Toraja. Sekarang di tempat tidur pakai handphone bisa
"Kalau saya dulu mau jual hasil panen, harus datang, berminggu-minggu negosiasi, harus ada di Jepang untuk jual Kopi Toraja. Sekarang di tempat tidur pakai handphone bisa," kata Mentan Syahrul dalam sambutannya di acara soft launching pelatihan kewirausahaan pertanian petani milenial secara daring dipantau di Jakarta, Senin.
Ia mengatakan seiring berkembangnya teknologi harus terus diikuti dalam mengubah cara kerja dan metode usaha, khususnya di bidang pertanian. Menurut Mentan, apabila pelaku usaha pertanian masih menggunakan cara-cara dan metode lama di sektor pertanian maka akan tertinggal.
Mentan Syahrul menegaskan sektor pertanian harus digenjot guna menopang pertumbuhan ekonomi nasional, mengingat sektor selalu tumbuh positif di saat sektor lain tumbuh negatif akibat dampak pandemi COVID-19.
Dia memaparkan sektor pertanian berkontribusi hingga 16,24 persen terhadap lapangan pekerjaan di kuartal II 2020.
Baca juga: Wamentan ajak kaum milenial jadi petani dengan pemanfaatan teknologi
"Di saat pandemi COVID-19 yang bisa bertahan salah satunya pertanian. Bahkan pertanian jadi bagian solusi pasti terhadap COVID-19 dan turbulensi ekonomi," kata Mentan Syahrul.
Mentan memotivasi para petani milenial dalam pelatihan kewirausahaan pertanian untuk memiliki semangat dan kemauan yang kuat serta pantang menyerah. Selain itu, Mentan juga mendorong agar petani milenial juga melakukan hilirisasi hasil panen agar meningkatkan nilai tambah suatu produk.
Ia menegaskan Indonesia adalah negara agraris yang sangat cocok untuk usaha pertanian. Oleh karena itu, menurut dia, Indonesia membutuhkan pola pikir dan terobosan-terobosan baru dari para kaum milenial untuk memajukan pertanian dalam negeri.
Berdasarkan hasil penelitian dari Institute for Development of Economics and Finance (Indef), PDB dari sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan, terus tumbuh sejak 2014 sebesar Rp1.409,06 triliun hingga 2020 menjadi Rp2.115,09 triliun. Namun yang menjadi catatan adalah peningkatan tersebut naik secara perlahan-lahan.
Menurut hasil studi Indef itu, peningkatan yang tidak terjadi secara signifikan tersebut karena produktivitas sektor pertanian yang belum optimal karena tata cara bercocok tanam yang salah oleh sebagian besar petani Indonesia.
Baca juga: Rahmat Gobel: Bangun ekosistem untuk petani milenial
Pewarta: Aditya Ramadhan
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2021