Menurut Menteri Kesehatan Kerala, Veena George, sejauh ini 158 orang yang melakukan kontak dengan korban telah diidentifikasi.
"Dua pekerja medis yang melakukan kontak dengan anak laki-laki berusia 12 tahun itu mengalami gejala terinfeksi virus. Salah seorang di antaranya merupakan pekerja staf di Kozhikode Medical College Hospital dan satu lagi anggota staf di rumah sakit swasta di Kozhikode, tempat korban menjalani perawatan," kata George kepada media.
"Teridentifikasi 158 orang yang melakukan kontak dengan anak tersebut, dan 20 dari mereka masuk dalam daftar kontak utama (kategori sangat berisiko). Ke-20 orang ini akan dirawat di rumah sakit Medical Collage," ucapnya.
Departemen Kesehatan telah memperingatkan distrik Kozhikode, Kannur dan Malappuram, selain mendirikan ruang kontrol Nipah di Kozhikode.
Pejabat mengatakan satu bangsal di fakultas kedokteran itu dijadikan bangsal khusus Nipah. Pasien yang positif akan ditempatkan di satu lantai, sementara pasien bergejala akan dirawat di lantai lain bangsal itu.
George mengatakan kepada media bahwa daerah tempat tinggal korban dinyatakan sebagai zona pengekangan.
Baca juga: Epidemiolog: Jaga kebersihan lingkungan antisipasi virus Nipah
Berbagai lansiran menyebutkan daerah itu telah ditutup dan fasilitas lain di sekitarnya juga dikunci.
Sampel dari remaja yang meninggal pada Minggu pagi itu dikirim ke Institut Virologi Nasional di Pune dan hasil tesnya menunjukkan bahwa ia positif terinfeksi Nipah.
Kerala mengalami wabah virus Nipah pada 2018 di distrik Kozhikode dan Malappuram yang menelan 17 korban jiwa.
Virus Nipah kembali muncul pada 2019 di distrik Ernakulam di negara bagian tersebut.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), infeksi virus Nipah adalah zoonosis baru penyebab penyakit parah pada manusia dan hewan. Inang alami dari virus ini adalah kelelawar pemakan buah dari keluarga Pteropodidae, genus Pteropus.
Pada umumnya infeksi pada manusia muncul sebagai sindrom ensafilitis yang ditandai dengan demam, sakit kepala, perasaan mengantuk, disorientasi, kebingungan mental dan koma, yang dapat berujung pada kematian.
Sumber: Xinhua
Baca juga: Epidemiolog ingatkan virus Nipah ancaman nyata
Baca juga: Virus Nipah, ancaman baru setelah pandemi COVID-19
Pewarta: Asri Mayang Sari
Editor: Anton Santoso
Copyright © ANTARA 2021