"Sebagian besar wilayah Sumatra Barat memasuki awal Musim Hujan 2021 sejak Agustus dasarian III," kata Kepala Stasiun Iklim BMKG Padang Pariaman Heron Tarigan di Padang, Senin.
Hingga Dasarian II Agustus 2021 angin pada kondisi 850 milibar aliran massa udara di wilayah Indonesia didominasi angin timuran lebih kuat dari normalnya yaitu massa udara berasal dari Samudera Pasifik atau Australia.
Belokan angin terdapat di sekitar Sumatra Barat dan terdapat pola siklonik di perairan barat daya Sumatra yang akan meningkatkan pembentukan awan-awan hujan, kata dia.
Baca juga: Kapal cepat Padang-Mentawai batalkan keberangkatan akibat cuaca buruk
Baca juga: BPBD sebut kebakaran hutan empat daerah di Sumbar efek cuaca panas
Oleh sebab itu sebagian besar di Sumatra Barat awal Musim Hujan 2021/2022 sudah akan masuk sejak Agustus dasarian III, meliputi Rao, Mapat Tunggul Kabupaten Pasaman, Kabupaten Lima Puluh Kota bagian timur dan Kota Payakumbuh, Kabupaten Tanah Datar, sekitar Danau Singkarak,
Sementara untuk Kabupaten Solok Selatan bagian timur dan Kabupaten Dharmasraya, Kota Solok dan Kabupaten Solok diprakirakan awal musim hujan pertengahan September 2021.
"Untuk puncak musim hujan akan terjadi pada November 2021 di seluruh zona musim (Zom) di Sumbar," kata dia.
Ia mengidentifikasi untuk Kabupaten Pasaman Barat merupakan Non Zom dengan periode hujan adalah antara 1501-2000 milimeter dengan sifat hujan atas normal.
Sedangkan di Kabupaten Pasaman bagian utara yaitu Rao dan Mapat Tunggul secara umum memasuki musim hujan pada Agustus 2021 dengan sifat hujan bawah normal dan jika dibandingkan dengan klimatologisnya musim hujan 2021 mundur satu dasarian dibandingkan dengan rata-ratanya.
Di Kabupaten Limapuluh Kota bagian barat yang merupakan daerah Non Zom periode hujan terjadi September 2021 – Februari 2022 berkisar 1501-2000 milimeter dengan sifat hujan bawah Normal.
Ia menjelaskan hujan satu milimeter adalah air hujan yang jatuh di permukaan bumi sebanyak satu liter pada luas satu meter persegi dengan anggapan bahwa air tersebut tidak mengalir, meresap ataupun menguap.
Sedangkan sifat hujan adalah perbandingan antara jumlah curah hujan yang terjadi selama satu bulan dengan nilai rata-rata atau normal dari bulan tersebut di suatu tempat yang dibagi menjadi tiga kriteria.
Sifat hujan atas normal terjadi jika nilai perbandingannya di atas 115 persen, sementara normal jika nilai perbandingannya antara 85 persen 115 persen dan bawah normal jika nilai perbandingannya kurang dari 85 persen, kata dia.*
Baca juga: Cuaca panas picu meluasnya kebakaran lahan sawit di Agam-Sumbar
Baca juga: BMKG: penurunan suhu udara di Sumbar hingga tiga hari ke depan
Pewarta: Ikhwan Wahyudi
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2021