"Jadi, saya sekali lagi mengimbau semua supaya kompak untuk disiplin, saling mengingatkan agar kita jangan sampai kena lagi, gelombang ketiga," katanya dalam konferensi pers daring yang dipantau dari Jakarta, Senin.
Baca juga: Luhut: 11 kabupaten/kota di Jawa-Bali masih terapkan PPKM level 4
Apalagi, saat ini dunia menghadapi ancaman varian baru virus corona, salah satunya varian Mu. "Tadi dijelaskan ada varian Mu. Juga ingin saya ingatkan, kalau ini berlanjut begini terus, akan bisa timbul varian-varian lain, kita tidak tahu apakah lebih dahsyat, lebih ganas atau bagaimana," katanya.
Luhut yang juga Wakil Ketua Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPC PEN) itu meminta agar tidak ada pihak-pihak yang mempolitisasi pandemi COVID-19.
"Kita semua harus paham, jangan kita politisasi. Kita bicarakan, betul-betul ini semua demi keselamatan rakyat Indonesia. Keselamatan kita semua. Semua harus kompak, ini adalah musuh bersama kita," ucapnya.
Dalam kesempatan yang sama, Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono menjelaskan semakin lama pandemi berlangsung dan kasus berkembang, virus akan terus melakukan mutasi dan modifikasi.
Terkait varian Mu, Dante mengungkapkan bahwa varian yang terjadi di Kolombia tersebut secara laboratorium memiliki resistensi terhadap vaksin.
Baca juga: Koordinator KontraS jawab somasi sebut kritik buat LBP tidak personal
Baca juga: Luhut: RI sulit capai "herd immunity" karena mutasi varian Delta
"Tapi itu dalam konteks laboratorium, tidak dalam konteks epidemiologis. Tetapi, penyebarannya tidak sehebat penularan Delta," katanya.
Dante memastikan varian Mu belum ditemukan di sejumlah negara tetangga, begitu pula di dalam negeri. Pemerintah telah melakukan genome sequencing terhadap 7 ribuan orang di Indonesia dan hingga saat ini belum terdeteksi varian Mu.
"Mudah-mudahan varian Mu ini akan abortif seperti juga varian Lambda beberapa waktu lalu di Peru," pungkas Dante.
Pewarta: Ade irma Junida
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2021