"Literasi digital berperan penting dalam menciptakan sumber daya manusia yang mampu menggunakan internet untuk mendorong produktivitas dan inovasi terutama di sektor ekonomi digital," kata Dedy kepada ANTARA, Selasa.
Lebih lanjut, ia memaparkan kajian Bain Analysis yang melaporkan bahwa nilai ekonomi digital di Indonesia pada tahun 2020 tumbuh 11 persen dari tahun 2019. Di tahun 2025 mendatang, nilai tersebut diperkirakan menjadi sebesar 124 miliar dollar AS.
"Kementerian Kominfo yakin melalui literasi digital dari jumlah UMKM yang digitally onboarded akan terus meningkat dari angka saat ini yaitu 12 juta UMKM," kata Dedy.
Baca juga: Digitalisasi dan kolaborasi kunci UMKM tumbuhkan ekonomi inklusif
Sebelumnya dalam kesempatan terpisah, Dedy memaparkan tiga hal penting yang menjadi perhatian pemerintah menanggapi ekonomi digital yang pesat saat ini maupun tahun-tahun mendatang.
Pertama adalah sektor ekonomi digital berpotensi besar menjadi faktor pendorong ekonomi utama untuk Indonesia di masa pandemi. Data dari BPS menyatakan adanya pertumbuhan year-on-year sekitar 10,58 persen di sektor informasi dan komunikasi yang terkait langsung ke sektor ekonomi digital.
Lebih lanjut, prediksi valuasi ekonomi digital di tahun 2025 akan mencapai Rp1.700 triliun. Terdapat tiga komponen aktif dalam ekonomi digital yaitu internet, kecerdasan buatan (AI), dan platform e-commerce.
Potret UMKM Indonesia 81 persen belum mengenal ruang digital dalam mengoptimalkan peluang bisnisnya. Peluang UMKM bertransformasi menjadi digital on board dapat menyumbang resiliensi UMKM di tengah pandemi.
Hal ini didukung dengan adanya 35 persen kenaikan pengiriman barang di tahun 2021 terkait dengan penjualan daring.
Pria lulusan Universitas Gadjah Mada Yogyakarta itu menambahkan, di tahun ini, Kementerian Kominfo menargetkan untuk menjangkau 12,5 juta peserta kecakapan digital tingkat dasar melalui Gerakan Nasional Literasi Digital Siberkreasi Kementerian Kominfo (GNLD Siberkreasi), 100 ribu peserta kecakapan digital tingkat menengah melalui Digital Talent Scholarship (DTS), dan 300 peserta kecakapan digital tingkat lanjutan melalui Digital Leadership Academy (DLA).
Pada tahun 2024 mendatang, GNLD Siberkreasi diharapkan mencapai 50 juta peserta, 700 ribu peserta untuk DTS, dan 1.200 peserta untuk DLA.
"Program tersebut hadir sebagai program stimulus yang sejalan dengan arahan Presiden terkait penyiapan kebutuhan 9 juta SDM bidang digital selama 15 tahun ke depan untuk mendukung transformasi digital di Indonesia," kata Dedy.
Baca juga: Solusi digital diharapkan bantu UMKM bertahan dan naik kelas
Baca juga: Sistem pembayaran digital motor utama digitalisasi UMKM
Baca juga: Pasar Digital UMKM diharapkan jadi "one stop solution" bagi UMKM
Pewarta: Arnidhya Nur Zhafira
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2021