• Beranda
  • Berita
  • Kemenkes: Peta jalan berdampingan dengan COVID-19 didasari tiga hal

Kemenkes: Peta jalan berdampingan dengan COVID-19 didasari tiga hal

7 September 2021 17:39 WIB
Kemenkes: Peta jalan berdampingan dengan COVID-19 didasari tiga hal
Tangkapan layar Plt Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes RI Maxi Rein Rondonuwu saat menyampaikan keterangan dalam program Dialog Produktif Semangat Selasa yang diikuti melalui kanal YouTube FMB9ID dari Jakarta, Selasa (7/9/2021). ANTARA/Andi Firdaus.
Plt Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes RI Maxi Rein Rondonuwu mengemukakan penyusunan peta jalan hidup berdampingan dengan COVID-19 di masa epidemi didasari pertimbangan protokol kesehatan, pelacakan kasus dan cakupan vaksinasi.

"Dalam pemetaan kami, ini yang paling sulit. Kalau menjaga jarak, memakai masker dan mencuci tangan (3M) saya kira sudah mulai bagus. Justru kuncinya ada pada pengetesan dan pelacakan," kata Maxi Rein Rondonuwu saat menyampaikan keterangan dalam program Dialog Produktif Semangat Selasa yang diikuti melalui kanal YouTube FMB9ID dari Jakarta, Selasa.

Maxi mengatakan penyusunan peta jalan dilakukan Kemenkes RI bersama sejumlah pakar dan tokoh masyarakat berdasarkan panduan WHO atas perkembangan situasi pada penularan di lingkup komunitas dan kapasitas respons pemerintah.

Baca juga: Bersiap hidup berdampingan dengan virus corona?

Pada umumnya, kata Maxi, dasar penyusunan peta jalan tersebut adalah strategi pelacakan kasus melalui testing, tracing, treatment (3T), peningkatan cakupan vaksinasi serta kepatuhan masyarakat pada protokol kesehatan.

"Kebiasaan baru didasari atas situasi pandemi di daerah berdasarkan pengurutan level. Yang agak longgar di level satu dan dua. Pada dasarnya membiasakan masyarakat patuh terhadap protokol kesehatan," katanya.

Menurut Maxi, pembahasan terkait 3T masih terganjal dengan strategi pemerintah dalam mengoptimalkan penelusuran kasus yang didasari atas kesadaran masyarakat untuk melapor.

"Seseorang yang merasa tertular COVID-19 bisa membiasakan diri secara sadar melakukan isolasi atau masyarakat berinisiatif menghubungi nomor telepon aduan yang disediakan pemerintah saat mengetahui ada kejadian COVID-19 di sekitarnya. Jadi, ada kesadaran untuk bersedia dilakukan tracing dan melakukan testing. Kalau dia positif, dia harus bersedia diisolasi," katanya.

Kebiasaan baru tersebut, kata Maxi, sangat dibutuhkan pemerintah demi menstabilkan situasi penularan COVID-19 di sejumlah daerah yang telah mengalami penurunan angka kasus.

"Misalnya, daerah yang sudah di bawah 5 persen positivity rates-nya, seperti DKI Jakarta sudah 1,6 persen per hari ini. Kalau ini dilakukan dengan benar dan penuh kesadaran bisa menghasilkan situasi yang lebih aman," katanya.

Pada poin ketiga pembahasan peta jalan, kata Maxi, adalah strategi vaksinasi. "Ini jadi penting meskipun bukan satu-satunya solusi. Bagaimana semua masyarakat sudah sadar bahwa pentingnya kita melakukan pencegahan lewat vaksinasi," katanya.

Baca juga: Menkes kemukakan strategi hidup berdampingan dengan epidemi COVID-19

Baca juga: Menkes sebut Indonesia bisa lampaui suntikan vaksin COVID-19 Jerman


Maxi menambahkan Kemenkes bersama tim penyusun peta jalan sedang melakukan pemetaan terhadap berbagai persoalan dari tiga hal tersebut.

"Kita melakukan pemetaan berbagai hambatan dari tiga hal tadi, sehingga bisa menjadi pertimbangan pemerintah dalam menyusun peta jalan hidup berdampingan dengan COVID-19," katanya.

Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2021