Palang Merah desak dunia bantu Afghanistan

7 September 2021 18:44 WIB
Palang Merah desak dunia bantu Afghanistan
Seorang pedagang penukaran uang Afghanistan menunggu pelanggan di pasar pertukaran uang, menyusul pembukaan kembali bank dan pasar setelah Taliban mengambil alih, di Kabul, Afghanistan, Sabtu (4/9/2021). ANTARA FOTO/REUTERS/Stringer/AWW/sa.
Federasi Palang Merah Internasional dan Bulan Sabit Merah (IFRC) menyeru dunia untuk segera memberikan bantuan kemanusiaan bagi 18 juta warga Afghanistan yang mengalami dampak konflik, kekeringan, dan pandemi.

Pemerintah negara-negara asing telah menjanjikan dukungan kemanusiaan yang berkelanjutan, tetapi tidak ada kejelasan tentang bagaimana bantuan itu akan diberikan setelah Kabul jatuh ke tangan gerilyawan Taliban pada Agustus.

“Sekitar 18 juta warga Afghanistan atau setengah dari populasi membutuhkan bantuan kemanusiaan karena kekeringan parah menambah kesulitan yang disebabkan oleh konflik bertahun-tahun dan pandemi,” kata IFRC dalam pernyataannya, Selasa.

Federasi tersebut menambahkan bahwa puluhan ribu keluarga telah meninggalkan rumah mereka, mencari makanan dan tempat berlindung di daerah perkotaan. Di kawasan itu, beberapa keluarga tinggal di kamp-kamp bantuan tanpa makanan atau penghasilan.

IFRC mengatakan pihaknya meningkatkan permohonan pengadaan dana menjadi lebih dari 36 juta franc Swiss (sekitar Rp561,6 miliar) untuk mendukung Bulan Sabit Merah Afghanistan memberikan bantuan darurat serta bantuan pemulihan bagi 560.000 orang di 16 provinsi yang paling parah terkena dampak kekeringan dan pengungsian akibat konflik.

Taliban telah mengimbau masyarakat internasional untuk terus mendukung Afghanistan.

Baca juga: Taliban: PBB janjikan bantuan untuk rakyat Afghanistan

Pada Minggu (5/9), seorang juru bicara Taliban mengatakan Wakil Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Urusan Kemanusiaan, Martin Griffiths, telah berjanji untuk mempertahankan aliran bantuan untuk rakyat Afghanistan.

Negara-negara Barat menarik kehadiran diplomatik mereka saat pasukan internasional menarik diri dari negara itu.

Pemerintah Afghanistan dukungan Barat menyerah saat serangan kilat Taliban mencapai puncaknya dengan merebut Kabul pada pertengahan Agustus.

Namun, pemerintah negara-negara asing belum mengakui Taliban sebagai penguasa sah Afghanistan.

Menteri Luar Negeri Inggris Dominic Raab, yang negaranya telah meningkatkan anggaran bantuan untuk Afghanistan, mengatakan pekan lalu bahwa bantuan kemanusiaan akan dialirkan melalui badan-badan dan tidak langsung ke Taliban.

Negara-negara Barat khawatir bahwa krisis kemanusiaan yang membayangi dan keruntuhan ekonomi dapat mengakibatkan ratusan ribu warga Afghanistan jatuh menjadi pengungsi.


Sumber: Reuters

Baca juga: Mahasiswa Afghanistan kuliah lagi, pria dan wanita dipisah

Baca juga: Italia akan pindahkan kedutaan dari Afghanistan ke Qatar


 

Turki tak mampu tampung migran tambahan dari Afghanistan

Pewarta: Yashinta Difa Pramudyani
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2021