• Beranda
  • Berita
  • Penuntasan buta aksara terkendala pandemi COVID-19

Penuntasan buta aksara terkendala pandemi COVID-19

7 September 2021 19:29 WIB
Penuntasan buta aksara terkendala pandemi COVID-19
Tangkapan layar webinar mengenai keaksaraan di Jakarta, Sabtu (4/9/2021). ANTARA/Dokumentasi Pribadi.

Direktur Pendidikan Masyarakat dan Pendidikan Khusus (PMPK) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) Samto mengatakan penuntasan buta aksara terkendala pandemi COVID-19.

“Upaya penurunan angka buta aksara menghadapi berbagai tantangan, salah satunya adalah tidak efektifnya pembelajaran di masa pandemi. Oleh karena itu, nanti kita akan coba tekankan program untuk wilayah yang tinggi tingkat kebutaaksaraannya,” ujar Samto di Jakarta, Selasa.

Dia menambahkan semua anggaran kita fokuskan untuk memberantas buta aksara di lima wilayah terendah. Jika di lima wilayah tersebut buta aksaranya rendah maka akan meningkatkan angka melek aksara secara agregat.

Baca juga: Angka buta aksara menurun jadi 1,71 persen

Lima provinsi yang memiliki angka buta aksara tinggi yakni Papua (22,03 persen), Nusa Tenggara Barat (7,52 persen), Sulawesi Barat (4,46 persen), Nusa Tenggara Timur (4,24 persen), dan Sulawesi Selatan (4,11 persen).

Samto menambahkan gerakan literasi digital sudah mulai dikembangkan secara daring di pusat kegiatan belajar masyarakat (PKBM) sejak 2017.

Akan tetapi gerakan literasi digital itu terkendala akses internet. Tercatat, lebih dari 270.000 peserta didik kesetaraan sudah menggunakan sistem daring.

“Bahkan di masa pandemi, jumlahnya diperkirakan makin meningkat. Inilah terobosan bagi pendidikan kesetaraan. Kita juga memberi bantuan peralatan digital untuk Taman Bacaan Masyarakat (TBM) setiap tahun agar bisa memberikan layanan secara digital. Sekarang lebih dari 300 PKBM yang memiliki TBM berbasis digital,” terang dia.

Sementara untuk peringatan Hari Aksara Internasional (HAI) ke-56 tahun 2021 mengambil tema “Literacy for a human-centred recovery: Narrowing the digital divide”. Pada peringatan 2021, Kemendikbudristek mengangkat tema “Digital Literacy for Indonesia Recovery”.

Peringatan HAI ke-56 diselenggarakan sebagai wujud komitmen Indonesia dalam pengentasan buta aksara dan melaksanakan komitmen internasional yang ditetapkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Untuk memeriahkan HAI yang ke-56, serangkaian acara pendukung HAI juga telah disiapkan antara lain dimulai pada Bulan Mei hingga September 2021, yakni Apresiasi Pendidikan Keaksaraan, Festival Literasi Indonesia, Taklimat Media, Festival Pendidikan Kesetaraan, serta Gelar Wicara.

Sementara itu, puncak peringatan HAI ke-56 akan diselenggarakan pada 8 September 2021 melalui webinar dan disiarkan secara langsung melalui sosial media Kemdikbudristek, TV Edukasi, dan media sosial Direktorat Pendidikan Masyarakat dan Pendidikan Khusus.***3***

Baca juga: Nadiem: Pemerintah selalu berupaya mengatasi permasalahan buta aksara
Baca juga: Kemendikbud: Angka buta aksara semakin menurun

Pewarta: Indriani
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2021