• Beranda
  • Berita
  • Wall Street beragam, S&P 500 jatuh dan Nasdaq sentuh rekor tertinggi

Wall Street beragam, S&P 500 jatuh dan Nasdaq sentuh rekor tertinggi

8 September 2021 06:43 WIB
Wall Street beragam, S&P 500 jatuh dan Nasdaq sentuh rekor tertinggi
Wall Street (Reuters)

Anda bisa menyebutnya sebagai gravitasi menuju Big Tech. Karena orang-orang merasa sedikit tidak yakin tentang bagaimana COVID akan terjadi, Anda tidak perlu khawatir tentang pembukaan kembali perusahaan-perusahaan itu

Wall Street beragam pada akhir perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB), dengan indeks S&P 500 ditutup jatuh sementara Nasdaq naik tipis ke rekor tertinggi, karena investor menyeimbangkan kekhawatiran tentang perlambatan pemulihan ekonomi dengan ekspektasi bahwa Federal Reserve akan mempertahankan kebijakan moneter akomodatifnya.

Indeks Dow Jones Industrial Average terpangkas 269,09 poin atau 0,76 persen, menjadi menetap di 35.100,00 poin. Indeks S&P 500 melemah 15,40 poin atau 0,34 persen, menjadi ditutup di 4.520,03 poin. Indeks Komposit Nasdaq berakhir naik 10,81 poin atau 0,07 persen, menjadi 15.374,33 poin.

Delapan dari 11 sektor utama S&P 500 berakhir di zona merah, dengan sektor industri yang sensitif ekonomi merosot 1,77 persen, memimpin penurunan. Sementara, layanan komunikasi naik 0,45 persen, merupakan kelompok dengan kinerja terbaik.

Amgen Inc turun 2,1 persen dan Merck & Co kehilangan 1,6 persen setelah Morgan Stanley memangkas peringkat sahamnya menjadi "equal-weight" dari "overweight."

Nasdaq didukung oleh saham-saham Big Tech yang telah memicu kenaikan Wall Street dalam beberapa tahun terakhir. Apple menguat 1,6 persen dan Netflix menambahkan 2,7 persen, keduanya mencapai rekor tertinggi.

“Anda bisa menyebutnya sebagai gravitasi menuju Big Tech. Karena orang-orang merasa sedikit tidak yakin tentang bagaimana COVID akan terjadi, Anda tidak perlu khawatir tentang pembukaan kembali perusahaan-perusahaan itu,” kata Tom Martin, manajer portofolio senior di Globalt Investments di Atlanta.

Data penggajian Agustus yang mengecewakan pada Jumat (3/9) pekan lalu menimbulkan kekhawatiran bahwa pemulihan ekonomi melambat.

Pada Selasa (7/9), Morgan Stanley memangkas pemeringkatannya pada saham-saham AS menjadi underweight, menunjuk pada risiko yang terkait dengan pertumbuhan ekonomi, kebijakan dan undang-undang, serta memperingatkan pihaknya memperkirakan dua bulan ke depan akan "bergelombang."

Kebijakan bank sentral yang akomodatif dan optimisme pembukaan kembali telah mendorong S&P 500 dan Nasdaq ke rekor tertinggi selama beberapa minggu terakhir, tetapi kekhawatiran berkembang tentang meningkatnya infeksi virus corona karena varian Delta dan dampaknya terhadap pemulihan ekonomi.

Analis rata-rata memperkirakan perusahaan-perusahaan S&P 500 akan meningkatkan laba per saham mereka sebesar 30 persen pada kuartal September, menyusul lonjakan 96 persen pada kuartal kedua, menurut data I/B/E/S dari Refinitiv.

Boeing Co turun 1,8 persen setelah Ryanair Irlandia mengatakan telah mengakhiri pembicaraan dengan pembuat pesawat itu mengenai pembelian jet 737 MAX 10 senilai puluhan miliar dolar karena perbedaan harga.

Match Group Inc melonjak lebih dari 7,0 persen setelah Indeks S&P Dow Jones mengatakan pada Jumat (3/9) bahwa induk perusahaanya, Tinder, akan bergabung dengan indeks acuan.

Columbia Property Trust Inc juga melonjak 15 persen setelah Pacific Investment Management Company mengatakan akan membeli perusahaan itu senilai 2,2 miliar dolar AS.

Volume perdagangan di bursa AS mencapai 9,2 miliar saham, dibandingkan dengan rata-rata 9,0 miliar untuk sesi penuh selama 20 hari perdagangan terakhir.
 

Pewarta: Apep Suhendar
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2021