Gubernur Aceh Nova Iriansyah menyatakan 80 persen perkebunan kopi arabika yang ada di Dataran Tinggi Gayo Aceh Tengah khususnya dikelola oleh masyarakat.
“Kita sangat bersyukur sebagian besar kebun kopi dikelola langsung oleh masyarakat dan sekitar 20 persen milik korporasi atau perusahaan,” kata Nova Iriansyah di Anjong Mon Mata, Bana Aceh, Rabu.
Pernyataan itu disampaikannya di sela-sela peluncuran Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (BBI) #Ragam Aceh, Istimewanya Aroma dan Kuliner Aceh oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan dan turut hadir Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono, Anggota DPR T A Khalid dan Anggota DPD asal Aceh, Abdullah Puteh di Banda Aceh.
Ia menjelaskan kopi arabika asal Dataran Tinggi Gayo tersebut memiliki cira rasa khas dan telah dikenal dunia internasional.
“Kopi arabica gayo telah menembus pasar internasional seperti pasar eropa, Amerika Serikat dan Asia Tenggara,” kata Nova Iriansyah.
Menurut dia banyaknya negara yang menggemari kopi asal daerah berhawa dingin tersebut juga menjadi kebanggaan nasional terhadap satu komoditas unggulan dari Tanah Rencong.
Ia menambahkan keberhasilan rakyat untuk mengoptimalkan sumber daya alamnya tersebut juga menjadi sebuah kebanggaan secara nasional.
Pemerintah Aceh juga terus memberikan perhatian serius untuk sektor perkebunan khususnya kopi dan sektor ekonomi termasuk UMKM yang menadi penopang ekonomi.
Kegiatan Bangga Buatan Indonesia didukung Kementerian Kelautan dan Perikanan, Bank Indonesia, BTN, BSI dan Bank Aceh Syariah.
Baca juga: LPDB tawarkan bantuan pembiayaan UMKM terdampak COVID-19 di Aceh
Baca juga: Pertamina tingkatkan kapasitas produksi petani kopi Bener Meriah
Pewarta: M Ifdhal
Editor: Royke Sinaga
Copyright © ANTARA 2021