"Harus cek dulu apakah sanggup melakukannya, jangan langsung forsir, naiknya intensitas harus bertahap," kata Dewanta dalam webinar, Rabu.
Dia mencontohkan, orang yang baru mulai berolahraga bisa mulai dengan latihan dua kali sepekan, baru kemudian ditambah pada pekan berikutnya menjadi tiga kali sepekan.
"Jangan sampai orang yang tidak pernah olahraga tiba-tiba olahraga dua jam, badannya akan kaget," jelas dia.
Baca juga: Lebih banyak langkah tiap hari dapat perpanjang usia
Sebelum menentukan olahraga yang akan dilakukan, penting untuk mengecek dulu kondisi tubuh. Terutama bagi orang di atas usia 35 tahun, periksa riwayat kesehatan diri sendiri juga keluarga untuk mengetahui apakah ada risiko terkena penyakit keturunan seperti hipertensi.
Bila merasa cepat lelah saat baru mulai berolahraga, sebaiknya periksa dulu dan cari olahraga yang memang sesuai dengan kondisi tubuh Anda.
Waspadai juga potensi cedera saat berolahraga yang disebabkan oleh kurang pemanasan, penggunaan alat olahraga yang tak sesuai, gerakan berulang yang terlalu banyak, terlalu cepat, dan dalam waktu yang lama, otot lemah, lingkungan tidak tepat untuk berolahraga, pengobatan yang tidak tuntas setelah cedera juga pelaksanaan fisioterapi pascacedera yang tidak sesuai.
Dokter Spesialis Ortopedi dan Traumatologi dr. Evan dari Universitas Hasanuddin, Makassar, menjelaskan ciri-ciri awal cedera yang berpotensi diabaikan oleh seseorang seperti timbul nyeri, rasa tidak nyaman, atau mengalami bengkak yang hilang timbul.
Saat berolahraga di luar rumah, masker harus tetap digunakan untuk melindungi diri dari infeksi virus corona. Penggunaan masker saat olahraga dengan intensitas ringan sampai sedang takkan mengganggu sistem pernapasan.
Baca juga: Perlukah minuman energi saat olahraga
Baca juga: Tips antibosan berolahraga ala Nana Mirdad
Baca juga: Gerakan olahraga yang bisa dilakukan pasien isolasi mandiri COVID-19
Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2021