Ribuan Warga Bengkulu Saksikan "Arak Gedang"

16 Desember 2010 01:47 WIB
Bengkulu (ANTARA News) - Ribuan warga Bengkulu menyaksikan "arak gedang" atau pawai akbar pada perayaan ritual tabot di daerah itu pada 9 Muharam 1432 Hijriah atau bertepatan pada 15 Desember 2010.

"Arak gedang malam ini diikuti sebanyak 39 tabot yang terdiri atas 17 tabot ritual, 16 tabot turutan dan enam tabot pembangunan," kata Ketua Kerukunan Keluarga Tabot (KKT) Bengkulu Syaiful Hidayat, Rabu.

Ia mengatakan, tabot ritual adalah tabot yang hanya dibuat oleh keturunan keluarga tabot, sedangkan tabot turunan dibuat oleh pihak swasta dan tabot pembangunan dibuat oleh instansi pemerintah.

"Khusus tabot ritual sebelum mengikuti arak gedang dilakukan ritual `naik pangkek` atau menaikkan `jari-jari` ke puncak bangunan tabot. Ritual naik pangkek dilakukan setelah shalat Ashar di gerga (markas) Imam dan gerga bangsal," ujarnya.

Tabot yang telah dilengkapi "jari-jari" yang bermakna sebagai simbol jasad cucu Nabi Muhamad SAW yakni Husien lalu diarak menuju Jalan Ahmad Yani Kota Bengkulu untuk mengikuti ritual arak gedang dan disandingkan dengan puluhan tabot lainnya.

"Arak gedang tahun ini diikuti oleh tabot yang berukuran tinggi tiga sampai enam meter. Tabot yang berwarna warni tersebut semakin meriah dan menarik perhatian karena dipasang lampu kerlap kerlip sehingga sangat indah dilihat pada malam hari," katanya.

Ia menjelaskan, untuk menambah variasi tabot juga ditambah dengan hiasan antara lain berbentuk kuda terbang buraq, burung, dan hewan lainnya.

"Biaya pembuatan satu unit tabot yang berkualitas termasuk tinggi dan mencapai belasan juta rupiah karena membutuhkan waktu sekitar 20 hari untuk membuatnya," katanya.

Berdasarkan pantauan, meski suasana ritual arak gedang, Rabu malam ini diwarnai hujan deras, namun tidak menyurutkan semangat ribuan warga Bengkulu datang ke lokasi untuk menyaksikan ritual yang hanya dilakukan satu kali dalam setahun tersebut.

Bagi keluarga keturunan tabot di Bengkulu, ritual itu harus tetap dilaksanakan setiap tahun karena dipercaya akan mendatangkan musibah atau bencana bila tidak dilaksanakan.

Upacara tabot dilaksanakan secara turun temurun oleh masyarakat Bengkulu untuk menyambut Tahun Baru Hijriah dan memperingati gugurnya cucu Nabi Muhammad SAW bernama Husien dalam perang di Padang Karbala Irak.

Tabot yang berarti peti mati adalah lambang peti yang berisi jenazah Husien yang diarak keluarga tabot Bengkulu untuk mengikuti ritual tabot tebuang pada 10 Muharam atau Kamis (16/12) menuju pemakaman Kara Bela yang mencerminkan kawasan Karbala di Irak.(*)
(ANT-213/B/I016/R009)


Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010