"Alat tenun ini merupakan hasil produksi dari para siwa kami sendiri yang sudah disalurkan untuk memenuhi pesanan pihak Kemenperindag," kata Kepala Sekolah SMKN 4 Kota Kupang Semi Ndolu ketika dihubungi di Kupang, Kamis.
Ia menjelaskan alat tenun yang diproduksi memiliki model yang sama dengan alat tenun yang digunakan masyarakat di NTT pada umumnya, namun memiliki sisi inovatif seperti lebih rapih, mudah dibongkar dan dipasang serta memiliki ukiran motif budaya lokal.
"Alat tenun ini juga sifatnya knock down dapat dibongkar-pasang sehingga mudah dibawa kemana-mana," katanya.
Baca juga: NTB dorong penggunaan alat tenun bukan mesin di tenun Pringgasela
Baca juga: Mufidah Jusuf Kalla minta perajin tenun NTT fokus tenun ikat
Semi Ndolu menjelaskan sejauh ini hasil produksi alat tenun para siswa di sekolah itu hanya dipasarkan untuk memenuhi permintaan pihak lain.
Hal ini dikarenakan produk tersebut sesungguhnya adalah kompetensi siswa yang merupakan inti dari kegiatan produksi tersebut, katanya.
"Produksi alat tenun ini hanya sesuai permintaan saja karena produk yang sesungguhnya adalah kompetensi siswa. Itu core bussiness-nya," katanya.
Lebih lanjut Semi Ndolu menjelaskan, produksi alat tenun merupakan salah satu kompetensi keahlian utama di sekolah yang dipimpinnya yaitu karya kreatif kayu dan rotan yang fokus pada pembuatan alat tenun dan berbagai produk kerajinan tangan lain.
Selain itu SMKN 4 Kota Kupang juga mempunyai kompetensi keahilan karya kreatif batik dan tekstil yang di dalamnya terdapat mata pelajaran tenun ikat, seni rupa yang di dalamnya terdapat desain komunikasi visual, desain interior dan teknik furnitur.
"Selain memproduksi kami juga memberikan pelatihan membuat alat tenun kepada masyarakat untuk mendukung program pemerintah daerah," katanya.
Baca juga: DPRD desak pemerintah NTT sikapi upaya plagiat motif Sumba
Baca juga: Peserta SMN NTT belajar membuat batik Jambi
Pewarta: Aloysius Lewokeda
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2021