Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Ngada, Provinsi Nusa Tenggara Timur menyatakan bahwa cuaca menjadi salah satu kendala yang dihadapi oleh tim SAR dalam proses pencarian seorang korban banjir bandang dan longsor yang hingga saat ini masih hilang.Saat ini kita sedang dihadapkan dengan kondisi iklim yang kurang bersahabat seperti hujan dan juga angin sehingga cukup menyulitkan tim SAR,
"Saat ini kita sedang dihadapkan dengan kondisi iklim yang kurang bersahabat seperti hujan dan juga angin sehingga cukup menyulitkan tim SAR," kata Kepala BPBD Ngada Ferdy Burah kepada ANTARA saat dihubungi dari Kupang, Kamis.
Saat ditanya mengenai perkembangan bencana banjir bandang dan longsor yang mengakibatkan lima rumah tertimbun longsor dan menimbulkan korban jiwa, ia menjelaskan bahwa kabupaten Ngada adalah daerah terjal dan banyak tebing di sisi kiri dan kanan, sehingga saat pencarian juga tim SAR berusaha untuk hati-hati karena khawatir muncul longsor susulan atau banjir susulan.
"Apalagi hujan juga masih melanda daerah ini," katanya.
Lebih lanjut, kata dia, selain cuaca, alat-alat berat yang dibutuhkan untuk mengali lumpur juga sangat terbatas, apalagi banyak bebatuan yang ikut turun saat banjir bandang itu.
Namun, katanya, proses pencarian akan terus dilakukan, mengingat satu korban belum berhasil ditemukan hingga saat ini.
Bencana longsor dan banjir bandang yang terjadi di Kampung Malapedho, Desa Inerie, Kecamatan Inerie, Kabupaten Ngada, Nusa Tenggara mengakibatkan lima unit rumah tertimbun longsor.
Selain rumah dua orang anak kecil juga menjadi korban bencana tersebut dimana satu orang meninggal dunia satu lagi ditemukan dalam keadaan kaki kiri patah.
Sementara itu juga ada korban jiwa lainnya yakni suami istri, yang mana istrinya sedang mengandung lima bulan turut meninggal akibat rumahnya terseret banjir. Sementara suaminya hingga saat ini masih dalam pencarian oleh tim SAR.
Baca juga: Satu korban banjir bandang dan longsor di Ngada belum ditemukan
Baca juga: BPBD NTT: 26 warga terdampak dan 5 rumah rusak akibat banjir di Ngada
Baca juga: Lumpur tebal dan batuan longsor persulit pencarian korban banjir Ngada
Pewarta: Kornelis Kaha
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2021