Perancang busana itu menyimpulkan inspirasinya dengan kutipan yang dipinjam dari kritikus mode dan budaya pemenang Hadiah Pulitzer, Robin Givhan: "Menjadi keperempuanan berarti menjadi kuat, karena kekuatan didefinisikan ulang."
Baca juga: Erigo sukses tampil di New York Fashion Week
Gurung mencapai tujuan itu dalam campuran musim semi-musim panas dari gaun sporty, tampilan celana longgar dan pakaian malam yang elegan yang membebaskan orang untuk memberikan interpretasi.
Gurung adalah satu dari sekian perancang yang telah banyak memikirkan pertanyaan mendasar dalam perang budaya saat ini atas inklusivitas, keragaman, keadilan, feminitas, kecantikan dan kepemilikan tubuh wanita.
Menurut Gurung, Amerika ibarat sosok perempuan yang tidak selalu diperlakukan dengan baik.
"New York juga seorang wanita," kata Gurung seperti dikutip dari AP, Kamis.
Baca juga: NY Fashion Week dibuka dengan koleksi Badgley Mischka & Tadashi Shoji
“Saya seorang pendongeng dan saya menceritakan berbagai jenis cerita. Dan sebagai pendongeng, saya adalah seorang penyembuh. Melalui cerita, Anda dapat menghubungkan orang. Anda melihat orang. Dan itulah fashion. Fashion memungkinkan orang untuk dilihat, cerita untuk diceritakan dan kegembiraan serta optimisme yang menyertainya," kata Gurung.
Pada koleksinya kali ini, Gurung menampilkan nuansa feminin sekaligus sporty, elegan sekaligus kasual. Ada tea dress dan celana denim undyed, serta wrap mini dress.
“Saya ingin menciptakan dunia di mana orang-orang malam ini akan merasakan bahwa berbagai jenis keindahan ada di suatu tempat," tutup Gurung.
Baca juga: Sandiaga lepas Erigo x Shopee ke NYFW 2022, bangga bawa nama Indonesia
Baca juga: Erigo wakili Indonesia di ajang New York Fashion Week
Pewarta: Maria Rosari Dwi Putri
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2021