"Kita cek kabel, hydrant dan aliran listrik instalasi yang ada, sehingga ke depan mudah-mudahan tidak ada terjadi hal yang tak diinginkan," kata Yohanis di Rutan Salemba Jakarta Pusat, Kamis.
Baca juga: Warga binaan Rutan Salemba gelar tabur bunga dan doa bersama
Yohanis mengakui bahwa Rutan Salemba mengalami kelebihan kapasitas bagi warga binaan dengan daya tampung ideal sekitar 1.500 warga binaan, namun kini terisi lebih dari 3.200 warga binaan atau dua kali lipat dari kapasitas.
Namun demikian, Yohanis menegaskan bahwa pengelolaan terhadap warga binaan dan penempatan ruang masih bisa dikendalikan secara optimal.
Menurut Yohanis, musibah kebakaran di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas 1 Tangerang menjadi pelajaran bagi lapas maupun rutan untuk menata kembali seluruh sarana dan prasarana.
Baca juga: Tim DVI periksa 20 jenazah korban kebakaran Lapas Tangerang
"Belajar pengalaman dari Lapas Tangerang, kami akan antisipasi itu dengan berusaha memperbaiki. Menata kembali semua sarana dan prasrana yang ada di Rutan Salemba," tutur Yohanis.
Sebelumnya, sebanyak 44 narapidana tewas pada musibah kebakaran yang terjadi di Blok C Lapas Kelas 1 Tangerang pada Rabu (8/9) dini hari sekitar pukul 01.45 WIB. Penyebab kebakaran diduga akibat arus pendek listrik.
Awalnya, jumlah korban meninggal tersebut 41 orang, namun bertambah tiga orang menjadi 44 warga binaan yang tewas pada peristiwa kebakaran tersebut.
Baca juga: Polda Metro dalami unsur kelalaian dalam kebakaran Lapas Tangerang
Pewarta: Mentari Dwi Gayati
Editor: Taufik Ridwan
Copyright © ANTARA 2021