Tanah Ambles 10 Meter di Bangkalan

18 Desember 2010 11:39 WIB
Tanah Ambles 10 Meter di Bangkalan
Bangkalan (ANTARA anews) - Sebidang tanah di Desa Tlokoh, Kecamatana Kokop, Kabupaten Bangkalan, Madura, Jawa Timur, ambles sedalam 10 meter, sehingga mengagetkan warga, Sabtu.

Menurut warga setempat, Kholil, amblesnya tanah tersebut berlangsung cepat, tanpa ada tanda-tanda sebelumnya. Tanah yang ambles sedalam 10 meter dengan panjang 200 meter.

"Sementara lebarnya 150 meter. Warga disini bingung semua terhadap fenomena alam yang baru pertama kali terjadi disini," tutur Kholil.

Saat peristiwa berlangsung tidak ada anak kecil yang bermain di lokasi, sehingga tidak sampai menelan korban. Namun, ada tiga rumah yang kondisinya mengkhawatirkan.

"Di dekat lokasi tanah yang ambles, berjarak sekitar setengah meter ada tiga bangunan rumah. Jika kondisi itu tidak segera diatasi, kami khawatir rumah tersebut ikut ambruk karena tanahnya ambles," ungkap Kholil.

Menurut Kholil, sebenarnya dari Dinas Pertambangan dan Energi Bangkalan sudah ke lokasi untuk meninjau fenomena alam ini. Namun, hingga saat ini tidak ada kelanjutannya.

"Kami menginginkan bantuan dari pemerintah setempat untuk mengevakuasi tiga rumah yang ada didekat tanah ambles. Jika tidak segera dipindah, khawatir ambruk," ujarnya.

Selain terjadi tanah ambles, sambung Kholil, tak jauh dari lokasi itu sekitar berjarak 15 meter ada fenomena alam yang unik, yakni tanah disana naik setinggi 7 meter.

"Kalau tanah ambles memang sering kami jumpai di lain daerah. Jika tanah naik setinggi tujuh meter ini baru terjadi pertama kali," ucapnya.

Pada November lalu sebidang tanah di Dusun Parseh, Desa Sambiyan, Kecamatan Konang, Bangkalan juga dilaporkan ambles dan sempat membuat resah warga yang tinggal di lokasi kejadian karena jaraknya berdekatan dengan lokasi ekplorasi migas yang dilakukan oleh SPE Petroleum.

Dinas Pertambangan setempat menyatakan, tanah yang ambles di desa itu hanya disebabkan faktor alam, bukan karena dampak ekplorasi.


Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2010