PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) terus mendorong implementasi National Logistic Ecosystem (NLE) di pelabuhan-pelabuhan besar yang dikelola, sebagai upaya memperkuat kelancaran logistik nasional.Kami mendukung penuh inisiasi pemerintah dalam implementasi NLE sebagai upaya untuk melakukan simplifikasi proses bisnis layanan, kolaborasi sistem logistik, dan kemudahan transaksi pembayaran
“Kami mendukung penuh inisiasi pemerintah dalam implementasi NLE sebagai upaya untuk melakukan simplifikasi proses bisnis layanan, kolaborasi sistem logistik, dan kemudahan transaksi pembayaran,” kata Direktur Transformasi dan Pengembangan Bisnis Pelindo I, Joko Noerhudha dalam pernyataannya yang dipantau di Jakarta, Jumat.
Joko menyampaikan, NLE dinilai mampu menjadi logistic digital collaboration platform yang menyediakan layanan logistik dari hulu ke hilir.
Kata dia, NLE juga menjadi ekosistem logistik yang menyelaraskan arus lalu lintas barang dan dokumen baik internasional maupun domestik sejak kedatangan sarana pengangkut hingga barang tiba di gudang.
Di wilayah Sumatra Utara, tiga pelabuhan Pelindo I sudah melakukan implementasi NLE yakni Terminal Peti Kemas (TPK) dan pelabuhan yang dikelola anak perusahaan Pelindo 1 TPK Belawan Fase 2 yang dioperasikan PT Prima Terminal Petikemas, serta Kuala Tanjung Multipurpose Terminal (KTMT) yang dioperasikan PT Prima Multi Terminal.
“Untuk mendukung implementasi NLE, di TPK Belawan dan TPK Belawan Fase 2 sudah mengintegrasikan layanan dengan Single Submission Quarantine Custom (SSm – QC), Surat Penyerahan Petikemas (SP2) online, Delivery Order (DO) online dan autogate. Sementara untuk Kuala Tanjung Multipurpose Terminal sudah diterapkan autogate dan sedang terus kami kembangkan untuk diintegrasikan dengan layanan lainnya sebagai upaya dukungan implementasi NLE di pelabuhan,” ujar Joko.
Selain itu, Pelindo I tengah mengembangkan Port Operation Command Center (POCC) untuk memudahkan implementasi NLE di pelabuhan.
POCC digunakan sebagai pusat kendali dan koordinasi pelayanan kapal dan terminal serta monitoring antrean kapal. POCC ini bertujuan untuk meningkatkan pelayanan dalam kegiatan kepelabuhanan demi kenyamanan pengguna jasa seiring semakin meningkatknya aktivitas kapal dan bongkar muat barang di sejumlah pelabuhan.
“Saat ini kami sedang mengembangkan POCC yang bermanfaat untuk memaksimalkan ketepatan perencanaan, meningkatkan kinerja operasional, kecepatan dalam koordinasi dan pengambilan keputusan, serta memastikan tercapainya one day billing,” ujarnya.
Joko menambahkan, pada awal Oktober tahun ini pemerintah akan menggabungkan BUMN Pelabuhan, Pelindo I, II, III, dan IV berintegrasi menjadi satu Pelindo.
Harapannya, dengan integrasi Pelindo ini akan mempercepat proses pengembangan POCC di pelabuhan yang berada di bagian barat Indonesia disebabkan transfer knowledge dari pelabuhan yang sudah berhasil membangun POCC menjadi semakin mudah dan cepat.
“NLE menjadi salah satu bentuk nyata pemerintah untuk mendorong kelancaran logistik nasional serta menekan biaya logistik. Implementasi NLE ini diharapkan dapat menghadirkan layanan yang efisien, sederhana, dan terpadu yang tentunya akan mendukung kinerja layanan kepelabuhanan yang dikelola Pelindo I,” pungkasnya.
Baca juga: Integrasi Pelindo upaya wujudkan Indonesia poros maritim dunia
Baca juga: Pelaku usaha logistik yakin NLE percepat arus barang
Baca juga: Pemerintah berupaya tekan biaya logistik
Pewarta: Adimas Raditya Fahky P
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2021