Direktur CDC Rochelle Wallensky mengatakan temuan-temuan itu didapat dari sebuah tinjuan kasus, rawat inap, dan kematian terkait COVID-19 di 13 negara bagian AS sekaligus menjadi sebuah bukti "kekuatan vaksinasi COVID-19."
Studi tersebut melihat data dari dua bulan terakhir ketika varian Delta yang sangat menular menjadi varian virus corona dominan di AS.
Penelitian itu menemukan pula bahwa, selain secara dramatis meningkatkan perlindungan dari kematian COVID-19, vaksin memberi perlindungan yang sangat tinggi untuk menghindarkan orang terinfeksi dan harus dirawat inap.
Orang yang tidak divaksin sekitar 4,5 kali berpotensi terinfeksi COVID-19 dan 10 kali berpotensi dirawat inap, kata Walensky saat konferensi pers virtual.
"Seperti yang telah kami tunjukkan melalui berbagai studi, vaksinasi efektif," katanya. "Intinya adalah: kita memiliki alat ilmiah yang kita perlukan untuk dapat mengatasi kesulitan pandemi ini."
Studi itu akan diterbitkan secara lengkap di situs CDC pada Jumat.
Sumber: Anadolu
Baca juga: Varian Delta picu kenaikan kasus, kematian COVID-19 di AS
Baca juga: Penelitian terbaru AstraZeneca klaim beri perlindungan jangka panjang
Kali pertama RI terima vaksin Janssen bantuan pemerintah Belanda
Pewarta: Asri Mayang Sari
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2021