Ini momen kebangkitan bagi diri saya untuk berjuang meraih emas
Atlet Kempo Sumatera Barat Ari Parmanto (32) mengaku masih penasaran dengan medali emas di ajang Pekan Olahraga Nasional (PON) Papua setelah dalam beberapa kali kesempatan terhenti di final.
"Ini PON ketiga saya dan di dua ajang sebelumnya selalu terhenti di babak final," kata dia di Padang, Senin.Ia mengatakan, saat PON Riau 2012 dirinya bertanding cukup baik namun masih kalah di babak final dari atlet Maluku.
Begitu juga di PON Jabar 2016, dia terus berupaya meraih prestasi tertinggi namun kembali terhenti di babak final oleh atlet yang sama.
"Ini momen kebangkitan bagi diri saya untuk berjuang meraih emas," kata dia.
Dalam mewujudkan hal itu, Ari yang akan turun di kelas tarung atau randori 70kg putra telah berlatih keras sejak tahun lalu.Baca juga: Kempo Sumbar ingin pertahankan tradisi emas di PON Papua
Menurut dia, hingga saat ini dia berlatih dengan tekun, lebih keras dan intensitas pun lebih banyak dari sebelumnya.
"Saya bahkan cuti dari pekerjaan sejak tahun lalu demi mempersiapkan diri agar tampil lebih baik di ajang PON nanti," katanya.Pria yang bekerja sebagai tenaga honorer Dinas Perhubungan Kota Sawahlunto ini terus fokus berlatih di bawah arahan pelatih untuk mempersembahkan yang terbaik untuk Sumbar.
Hal ini telah dibuktikannya dan Ari lolos ke PON Papua setelah meraih medali emas di ajang Porwil Bengkulu 2019."Saya terus berlatih dan berjuang membawa emas untuk Sumbar. Ini bukan sombong tapi pelecut semangat untuk bertanding nanti," kata dia.
Sementara pelatih kempo Sumbar Buhendra mengatakan ada sembilan atlet yang dibawa ke PON Papua.
"Meski KONI Sumbar menargetkan satu medali, kami berusaha mewujudkan hal itu. Semoga lebih dari itu," kata dia seraya menjelaskan bahwa kekuatan Sumbar ada di pertandingan seni dan pertarungan.Baca juga: Kempo NTT target pertahankan tujuh medali emas di PON Papua
Baca juga: KONI Sumbar klaim kontingen PON Papua yang berangkat berpotensi medali
Baca juga: Perenang putri Sumbar matangkan latihan jelang PON Papua
Pewarta: Mario Sofia Nasution
Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2021