Dalam kunjungannya ke SMAN 4 Surakarta, Senin, Nadiem meninjau kegiatan PTM dan sempat berbincang dengan sejumlah siswa.
"Saya baru observasi di SMAN 4, luar biasa saya melihatnya. Bukan hanya protokol kesehatan yang diterapkan, tetapi juga semangat anak-anaknya," katanya.
Baca juga: Kemendikbudristek sebut prosedur aman untuk PTM secara terbatas
Ia melihat para siswa semangat karena sudah terlalu lama mengikuti pembelajaran jarak jauh (PJJ). Ia juga mengapresiasi Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka yang sudah mengizinkan sekolah untuk menyelenggarakan PTM.
"Mas Gibran sangat pro PTM, tetapi yang harus dipastikan adalah gurunya menjaga protokol kesehatan. Kalau guru dan orang tua ingin lebih cepat pelaksanaan PTM ini, tanggung jawab mereka adalah untuk memastikan harus disiplin," katanya.
Tidak hanya mengunjungi SMAN 4 Surakarta, dalam kunjungannya ke Solo, Nadiem juga melakukan peninjauan PTM ke SMPN 1 Surakarta. Pada kesempatan tersebut, Nadiem mengenalkan Program Sekolah Penggerak dari Kemendikbudristek.
"Diharapkan semua sekolah di Indonesia jadi Sekolah Penggerak, yaitu yang nekat duluan melakukan perubahan," katanya.
Ia mengatakan menjadi Sekolah Penggerak bukan sesuatu yang mudah dilakukan, karena tugasnya yang sangat berat.
"Harus siap dengan perubahan kurikulum, aspek pembelajaran, dan budaya kerja, termasuk pola asesmen juga harus berubah," katanya.
Menurut dia, program tersebut juga untuk semua sekolah, namun dengan kriteria yang sama, yakni kepala sekolah, guru, dan orang tua siswa memiliki motivasi tinggi. Meteka harus berani (dengan perubahan), karena ini 'nggak' mudah," katanya.
Baca juga: Nadiem: 1,54 juta pendidik-tenaga kependidikan telah divaksin COVID-19
Baca juga: Pemerintah dorong pembelajaran tatap muka
Pewarta: Aris Wasita
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2021