• Beranda
  • Berita
  • Sepuluh daerah di NTT berstatus awas bencana kekeringan

Sepuluh daerah di NTT berstatus awas bencana kekeringan

13 September 2021 16:57 WIB
Sepuluh daerah di NTT berstatus awas bencana kekeringan
Ilustrasi - Hamparan lahan pertanian yang tandus saat musim kemarau di Kabupaten Kupang, Pulau Timor, NTT. ANTARA/Kornelis Kaha.
Stasiun Klimatologi Kupang Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat sebanyak 10 daerah di Nusa Tenggara Timur berstatus awas terhadap ancaman bencana kekeringan.

Ke-10 daerah tersebut, yakni Kota Kupang dan sembilan kabupaten meliputi Kupang, Belu, Ende, Rote Ndao, Sabu Raijua, Sumba Barat Daya, Sumba Tengah, Sumba Timur, Timor Tengah Selatan, kata Kepala Stasiun Klimatologi kelas II Kupang BMKG Rahmattulloh Adji di Kupang, Senin.

"Daerah-daerah ini berstatus awas bencana kekeringan dengan kondisi Hari Tanpa Hujan (HTH) berkategori ekstrem panjang atau lebih dari 60 hari," katanya.

Baca juga: Empat daerah di NTT berstatus awas kekeringan meteorologis

Oleh sebab itu, kata dia, diperlukan kewaspadaan terhadap ancaman bencana kekeringan meteorologis, katanya.

Rahmatulloh Adji menjelaskan, saat ini zona musim di NTT masih berada dalam periode musim kemarau berdasarkan hasil pemantauan awal musim kemarau per 10 September 2021.

Prakiraan peluang curah hujan menunjukkan bahwa pada umumnya wilayah NTT diperkirakan akan mengalami curah hujan sangat rendah (kurang dari 20 mm/dasarian) dengan peluang 71-100 persen.

Baca juga: Bencana Agustus 2021 berdampak kerusakan lebih tinggi dari tahun lalu

Untuk itu, kata dia, pemerintah daerah serta masyarakat perlu melakukan langkah antisipasi terhadap dampak bencana yang ditimbulkan seperti mewaspadai kebakaran hutan, lahan, dan semak.

Selain itu, menghemat penggunaan air bersih serta melakukan kegiatan budi daya di sektor pertanian yang tidak membutuhkan banyak air, katanya.

Baca juga: Bencana alam pada Agustus dipengaruhi curah hujan dan kekeringan
Baca juga: BNPB ingatkan sejumlah daerah bersiap hadapi kekeringan

Pewarta: Aloysius Lewokeda
Editor: Tunggul Susilo
Copyright © ANTARA 2021