Olahraga menjadi salah satu sarana untuk menumbuhkan dan membangun semangat kebersamaan dan persatuan
Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) RI Bambang Soesatyo menyebutkan gelaran Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Papua diyakini akan membangkitkan nasionalisme anak bangsa.
Bamsoet dalam keterangan pers diterima di Jakarta, Senin, mengatakan gelaran pesta olahraga terbesar nasional itu mampu membangkitkan persatuan dan kesatuan di berbagai pelosok Tanah Air."Olahraga menjadi salah satu sarana untuk menumbuhkan dan membangun semangat kebersamaan dan persatuan," kata Bamsoet, pangillan karib Bambang Soesatyo dalam diskusi virtual Forum Merdeka Barat 9 (FMB9) yang bertema "Bangun Nasionalisme dan Kebersamaan".
Setiap kompetisi cabang olahraga yang digelar pada PON XX Papua nanti, terdapat nilai positif yang kerap kali dipegang teguh oleh setiap atlet dalam setiap berlaga dalam ajang tersebut. Nilai yang dimaksud adalah menjunjung tinggi sportifitas yang merangsang kebangkitan rasa nasionalisme yang terpendam di sanubari generasi penerus bangsa.Nasionalisme itu menurut Bambang akan bangkit seketika ketika atlet yang sedang berlaga di pertandingan yang berlangsung menerapkan nilai di atas. Kemudian, para penonton yang menyaksikan suguhan pertandingan itu juga akan terpengaruh rasa nasionalisme.
"Seluruh anak bangsa tanpa memandang suku ras dan agama. Akan bersatu dalam satu pertandingan. Oleh karena itu, peran olahraga ini sangat penting jadi jangan pandang sebelah mata perannya," tuturnya.Menurut dia membangkitkan nasionalisme paling mudah dilakukan melalui gelaran-gelaran olahraga pada berbagai tingkatan, nasional maupun internasional. Karena, kata dia dapat dipastikan setiap laga akan memiliki ikatan emosional bagi atlet maupun penontonnya dari pertandingan olahraga itu.
Baca juga: Pimpinan MPR RI dan rombongan tinjau pembangunan Papua jelang PON XX
Baca juga: Wakil Ketua MPR dukung pelaksanaan PON XX di Papua
"Semangat persatuan sangat mungkin dan lebih mudah masuk dari olahraga," ucap dia.
Ketua MPR meyakini apabila pembinaan olahraga yang dilakukan oleh pemerintah beserta pemangku kepentingan terkait bisa efektif, maka akan berdampak pada kemajuan bangsa dan negara kelak di saat Indonesia genap berumur 100 tahun pada 2045.Pada tahun itu, menurutnya bonus demografi yang sebagian besar merupakan generasi penerus bangsa yang berusia muda akan dapat bersaing ketat dengan negara lain. Karena, rasa nasionalisme sudah tumbuh sejak dini yang digaungkan melalui berbagai cabang olahraga Tanah Air.
"Bonus demografi ini jadi bonus yang membuat kita naik tingkat naik peringkat, bukan malah sebaliknya," katanya.
Baca juga: Bamsoet yakin keamanan Papua kondusif hingga PON XX
Yang paling baru, capaian cabor bulu tangkis di Paralimpiade 2020 di Tokyo. Indonesia berhasil menorehkan medali emas yang selama 41 tahun belakangan belum pernah didapatkan oleh atlet yang berlaga pada cabor itu.
Kemudian, prestasi cabor balap mobil yang berhasil mengharumkan nama Indonesia dalam beberapa waktu yang lalu. "Saya merasakan terharu dan bangga melihat Sean Gelael juara," ucapnya.Oleh karena pentingnya hal itu, maka Ketua MPR meminta pembinaan berbagai cabor dapat dilakukan seoptimal mungkin dengan melibatkan sektor swasta yang memiliki kewajiban dalam meningkatkan kualitas cabor.
Kucuran anggaran corporate social responsibility (CSR) yang dimiliki swasta akan membuat berbagai cabor menjadi lebih baik. Harapannya, pembinaan olahraga yang baik ke depannya akan membawa harum nama Indonesia di kancah dunia.
"Dana CSR untuk pembinaan olahraga, saya percaya ini untuk membantu meringankan beban APBN, karena ini tanggung jawab kita bersama swasta," ujarnya.
Pewarta: Boyke Ledy Watra
Editor: Chandra Hamdani Noor
Copyright © ANTARA 2021