"Saya tidak sedih karena sudah memberikan semua yang terbaik untuk PBSI," kata Richard lewat keterangan tertulis PBSI di Jakarta, Senin.
Pelatih asal Manado yang kini sudah berusia 56 tahun itu memutuskan akan berhenti sebagai pelatih PBSI terhitung mulai akhir September 2021.
Richard menilai 26 tahun merupakan waktu yang dirasa cukup untuk membangun pamor sektor ganda campuran Indonesia, sehingga kini ia ingin kembali ke keluarganya di Manado setelah memberikan segala daya dan upayanya di cabang olahraga bulu tangkis.
"Yang menjadi dasar utama itu keluarga, ya, karena jujur selama 26 tahun, waktu untuk keluarga sangat terbatas. Kumpul dengan keluarga paling Sabtu dan Minggu. Itu akhirnya yang membuat saya berkeinginan kuat untuk pensiun dari PBSI, juga karena keluarga saya ingin pulang ke Manado. Jadi, saya harus mengalah," ungkap Richard.
Baca juga: PBSI belum lakukan pembahasan terkait pengganti Richard Mainaky
Ia menceritakan keputusan itu murni diambil dari dirinya. Meski selama ini keluarga tidak banyak menuntut, tapi Richard menyadari bahwa kini gilirannya untuk mengabdi kepada keluarga yang sudah mendukung kariernya di Pelatnas Cipayung secara penuh.
Selain itu, pria yang akrab disapa Kak Ichad ini juga ingin fokus pada bidang usaha rumah makan di Manado yang sudah ia rintis sejak 2020.
Dengan kepiawaiannya membentuk ganda campuran yang solid, Richard mengaku tenang dan tak khawatir setelah meninggalkan sektor yang sudah melahirkan juara dunia bagi Indonesia ini.
"Saya merasa bangga, senang, puas dan cukup atas apa yang sudah saya persembahkan selama ini. Kemarin saya sudah kumpul dengan anak-anak dan tim pelatih. Saya minta semua meneruskan apa yang sudah saya bangun, harus menjaga kerja sama, dan saya tidak mau ganda campuran terpuruk lagi," pungkas Richard.
Baca juga: Richard nilai jordan/Melati punya motivasi lebih ke Olimpiade
Baca juga: Pelatnas bulutangkis diyakini segera beradaptasi dengan "new normal"
Pewarta: Roy Rosa Bachtiar
Editor: Rr. Cornea Khairany
Copyright © ANTARA 2021