Mingi ATEEZ mengatakan, ini kali pertama mereka mencoba konsep sensual yang melampaui kedewasaan. Lagu "Deja Vu" sendiri berkisah tentang rasa rindu seseorang yang tak tertahankan.
"'Deja Vu' adalah pertama kalinya kami mencoba konsep sensual yang melampaui keseksian dan kedewasaan yang terkendali. Aku pikir ini vibe yang paling ingin dilihat penggemar kami," kata dia dalam showcase daring, dikutip dari Soompi, Selasa.
Baca juga: Mingi pulih, ATEEZ kembali lengkap
ATEEZ sebelumnya melakukan pemungutan suara dan mendapatkan saran dari para kolega mereka di industri K-pop, antara lain penyanyi Kim Jong-kook dan PSY.
Pemimpin ATEEZ, Hongjoong menuturkan, menurut Kim Jong-kook lagu ini cocok untuk mereka, sementara PSY berpendapat "Deja Vu" punya gaya yang berbeda dan keren.
Jongho ATEEZ menambahkan, rekan mainnya di drama "Imitation" antara lain Lee Jun Young, Jiyeon, Hwiyoung dan Chani SF9, serta JinJin ASTRO mengungkapkan pendapat positif tentang lagu utama itu. Dia mengaku bersyukur mendengarnya.
Album "Zero: Fever Part.3" hadir setelah enam bulan sejak perilisan album sebelumnya. Hongjoong mengaku tidak bisa tidur nyenyak karena diliputi rasa gembira sekaligus gugup.
"Tidak seperti ketika kami pertama kali debut, kami memikirkan warna dan arah tim kami, jadi meskipun aku bersemangat, aku juga gugup. Tapi aku berencana untuk bersenang-senang memulai promosi kami," kata dia.
San ATEEZ, menuturkan "selama promosi album ini, aku ingin mendengar ATEEZ tidak terbatas pada spektrum tertentu.”
Jongho mewakili tim berjanji akan bekerja keras menampilkan musik dan pertunjukan yang tidak mengecewakan para penggemar yang telah menunggu mereka.
Selain "Deja Vu", album "Zero: Fever Part.3" juga memuat lagu utama lainnya yakni "Eternal Sunshine" serta empat lagu tambahan seperti "Feeling Like I Do", "ROCKY", "All About You" dan "Not Too Late".
Baca juga: ATEEZ resmi hadirkan mini album "Zero: Fever Part.3"
Baca juga: Suwoong Boys Republic akan jalani wajib militer
Baca juga: Grup K-pop fiksi Sparkling puncaki tangga musik Korea
Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2021