"Program itu dikembangkan di dua desa binaan, yakni Desa Beji, Kecamatan Ngawen dan Desa Kemadang, Kecamatan Tanjungsari, Kabupaten Gunung Kidul," kata dosen Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada (UGM) Slamet Widiyanto, di Yogyakarta, Kamis.
Menurut dia, berbagai langkah program tersebut telah dilakukan, seperti penerjunan mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Program Pemberdayaan Masyarakat (PPM) hingga pendampingan masyarakat oleh para ahli dan peneliti dalam pengembangan sektor pertanian.
Selain itu, banyak penelitian juga telah dilakukan yang bertujuan memberikan pendampingan dan pengetahuan kepada masyarakat tentang pentingnya pengelolaan lingkungan hidup secara berkelanjutan dari segala aspek.
"Pendampingan bertujuan memberikan pengetahuan kepada masyarakat tentang pentingnya pengelolaan lingkungan secara keseluruhan dan berkelanjutan dari berbagai aspek, ekonomi, sosial, dan budaya," katanya.
Ia mengatakan penelitian yang dilakukan di antaranya tentang budi daya tanaman anggrek di lokasi tersebut. Anggrek yang banyak ditanam di Hutan Rakyat dan Wisata Wonosadi, Ngawen, misalnya, terus dibudidayakan agar tidak rusak atau punah.
Tanaman anggrek itu juga menjadi salah satu penelitian yang dilakukan mahasiswa dalam proyek I-MHERE dengan judul Kajian Keanekaragaman dan Upaya Pelestarian Tumbuhan Anggrek di Wonosari, Gunung Kidul dengan Pendekatan Molekuler.
"Hasil penelitian itu juga menjadi contoh pengembangan program pendidikan untuk pembangunan berkelanjutan," katanya.
Penelitian lainnya berjudul Pemberdayaan Masyarakat Melalui Budi Daya dan Pelestarian Plasma Nutfah Tanaman Dioscorea spp di Desa Beji, Eksplorasi Keragaman Genetik dan Diagnosis CVPD pada Pamelo serta Optimalisasi Pemanfaatannya untuk Peningkatan Perekonomian Masyarakat Desa Kemadang.
Selain itu, Inovasi Budi Daya Padi dengan Pupuk Bio Organik untuk Meningkatkan Produktivitas Tiga Kultivar Tanaman Padi (Oryza sativa L) pada Lahan Sawah Tadah Hujan Desa Beji, Pemberdayaan Masyarakat melalui Budi Daya dan Pemanfaatan Brucea javanica (L) Merr Sebagai Tanaman Obat Antikanker di Daerah Penyangga Hutan Wonosadi.
Menurut dia, melalui proyek I-MHERE masing-masing judul penelitian mendapat "grant" sebesar Rp100 juta. Hasil penelitian tersebut akan ditindaklanjuti pada 2011, baik dari sisi pelestarian alam maupun pengembangan di sektor perekonomian masyarakat setempat seperti pengembangan UMKM.
"Pengembangan yang terkait dengan lingkungan atau sektor pertanian meliputi `biodiversity` tanaman di kawasan dataran tinggi hingga dataran rendah," katanya.(*)
(L.B015*E013/M008/R009)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010