Massa berkumpul di depan kediaman gubernur di Kandahar setelah sekitar 3.000 keluarga diminta meninggalkan koloni tersebut, kata seorang mantan pejabat pemerintah yang menyaksikan kerumunan itu.
Tayangan video di media setempat memperlihatkan massa yang menutup jalan di kota tersebut.
Area yang terdampak sebagian besar ditempati oleh keluarga pensiunan jenderal militer dan anggota pasukan keamanan Afghanistan lainnya.
Para keluarga tersebut, beberapa di antaranya sudah tinggal di distrik tersebut selama hampir 30 tahun, diberikan waktu tiga hari untuk mengosongkan tempat itu, kata pejabat tersebut yang sudah berbicara dengan sejumlah keluarga yang terdampak.
Baca juga: Qatar desak Taliban hormati hak perempuan
Juru bicara Taliban belum berkomentar tentang penggusuran tersebut.
Protes sporadis terhadap Taliban, yang menguasai Afghanistan setelah merebut ibu kota Kabul hampir sebulan lalu, terkadang berujung dengan bentrokan mematikan meski tidak ada laporan kekerasan terkonfirmasi pada Selasa.
Pemimpin Taliban berjanji akan menyelidiki setiap kasus penyalahgunaan kekuasaan, namun mereka memerintahkan massa untuk meminta izin terlebih dahulu sebelum menggelar protes.
PBB pada Jumat menyebutkan bahwa respons Taliban terhadap aksi protes damai semakin brutal.
Sumber: Reuters
Baca juga: PBB: Taliban ingkar janji soal hak perempuan
Baca juga: Taliban izinkan perempuan Afghanistan belajar, tapi kelasnya dipisah
Pewarta: Asri Mayang Sari
Editor: Anton Santoso
Copyright © ANTARA 2021