Indeks acuan Nikkei 225 di Bursa Efek Tokyo (TSE) terpangkas 0,79 persen menjadi diperdagangkan pada 30.428,74 poin. Pada Selasa (14/9/2021), indeks acuan naik di atas tertinggi Februari mencapai 30.795,78 poin, level tertinggi sejak Agustus 1990. Indeks Topix yang lebih luas juga merosot 1,14 persen menjadi diperdagangkan di 2.094,80 poin.
Reli pasar telah meningkat sejak 3 September ketika Perdana Menteri Yoshihide Suga mengumumkan rencananya untuk mundur, memperkuat harapan paket stimulus baru. Investor juga melihat pengurangan risiko koalisi yang berkuasa kalah dalam pemilihan mendatang yang akan diadakan pada November.
Menteri Vaksin Taro Kono sekarang dipandang sebagai kandidat utama dalam pemilihan kepemimpinan Partai Demokrat Liberal (LDP) yang berkuasa pada 29 September.
“Pasar telah naik terlalu banyak terlalu cepat... Investor sekarang ingin melihat hasil pertarungan LDP. Sementara Kono tampaknya dipandang sebagai seorang reformis, tidak sepenuhnya jelas kebijakan ekonomi seperti apa yang akan dia ambil,” kata Naoya Oshikubo, ekonom senior di Sumitomo Mitsui Trust Asset Management.
SoftBank Group anjlok 5,0 persen, tertekan oleh kekhawatiran tentang eksposurnya terhadap Alibaba dan perusahaan teknologi China lainnya karena Beijing meningkatkan regulasi di sektor ini.
Pengembang properti adalah indeks sektoral berkinerja terburuk dengan penurunan 2,4 persen. Beberapa analis mengaitkan pelemahan tersebut dengan limpahan dari masalah di saham real estat China.
Banyak pemasok Apple Jepang juga merosot setelah saham pembuat iPhone turun pada Selasa (14/9/2021) ketika meluncurkan iPhone 13-nya. Murata Manufacturing kehilangan 2,8 persen, sementara Ibiden turun 2,0 persen.
Di tempat lain, Park24 terpuruk 6,9 persen setelah operator tempat parkir itu membukukan enam kerugian bersih kuartalan berturut-turut, terpukul pandemi COVID-19.
Baca juga: Wall Street turun terseret kekhawatiran pemulihan dan pajak perusahaan
Baca juga: IHSG terkoreksi jelang pengumuman data neraca perdagangan Agustus
Baca juga: Saham Aussie jatuh terseret pertambangan karena harga bijih besi turun
Pewarta: Apep Suhendar
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2021