"Ini adalah suatu program wujud nyata dari pemerintah dalam melaksanakan sila yang kelima keadilan sosial bagi seluruh masyarakat," ujarnya dalam sebuah webinar yang dipantau di Jakarta, Kamis.
Menteri Arifin mengapresiasi upaya PT Pertamina (Persero) yang konsisten melaksanakan program BBM Satu Harga di daerah tertinggal, terdepan, dan terluar atau 3T yang merupakan daerah paling terluar di wilayah Indonesia.
Baca juga: Restrukturisasi Pertamina tingkatkan efisiensi distribusi energi
Dia mengharapkan pelaksanaan program tersebut bisa ditingkatkan dengan menyasar masyarakat yang bermukim di daerah-daerah pelosok agar mereka bisa mendapatkan bahan bakar dengan harga wajar.
"Energi sangat penting untuk bisa mendorong pertumbuhan perekonomian yang untuk itu salah satu yang paling penting adalah bagaimana kita bisa menciptakan dan membangun infrastruktur, sehingga masyarakat bisa menikmati dan kemudian ini akan bisa meningkatkan kegiatan masyarakat untuk bisa meningkatkan perekonomiannya," jelas Arifin.
Pertamina telah menjalankan program BBM Satu Harga ke wilayah 3T terhitung sejak 2017. Program itu telah memberikan akses energi dengan harga yang sama dengan di kota agar masyarakat tidak lagi khawatir membeli bahan bakar minyak eceran dengan harga tinggi.
Direktur Logistik, Rantai Pasok, dan Infrastruktur Pertamina Mulyono mengatakan saat ini pihaknya telah membangun 293 lembaga penyalur BBM Satu Harga yang tersebar di 112 kabupaten di seluruh Indonesia yang meliputi 62 kabupaten itu masuk ke dalam wilayah 3T.
Baca juga: Pertamina: Kalbar jadi prioritas pembangunan SPBU BBM satu harga
Sampai tahun 2024, pemerintah menargetkan jumlah lembaga penyalur BBM Satu Harga ini akan mencapai 583 lokasi dengan rincian Pertamina akan membangun 573 lokasi dan sisanya dibangun oleh pihak lain.
"Tahun ini kami akan membangun 76 lokasi lagi yang sampai sekarang ini sudah beroperasi 44 lokasi BBM Satu Harga," kata Mulyono.
Dalam menyalurkan energi ke titik BBM Satu Harga, perseroan menggunakan seluruh moda transportasi yang paling optimal mulai dari darat, udara, laut atau sungai maupun kombinasi dari seluruh moda tersebut.
Manajemen penyaluran energi sangat diperhatikan sebagai antisipasi agar energi di BBM Satu Harga selalu tersedia.
Selain kondisi geografis yang beragam, waktu tempuh yang lama juga menjadi tantangan tersendiri dalam proses distribusi. Wilayah 3T memiliki karakteristik yang berbeda-beda.
Pengiriman BBM di Ilaga, Papua, harus menggunakan pesawat air tractor yang mengangkut 2.500 liter sekali jalan, karena lokasinya berada di ketinggian 2.280 meter dari permukaan laut.
Penggunaan jalur udara juga dilakukan sebelum menggunakan jalur darat untuk mendistribusikan BBM di Krayan dan Semaring, Kalimantan Utara, yang terletak di perbatasan Malaysia.
Sementara itu di Paniai, Papua, awak mobil tangki harus melewati medan berat sejauh 300 kilometer dan menyeberang ke Dermaga Obano. Apabila cuaca tidak mendukung dibutuhkan waktu hingga 13 jam perjalanan darat.
Jarak tempuh yang panjang dan lama juga ditemui dalam distribusi di Mentawai, Sumatera Barat. Kondisi laut dan cuaca sangat menentukan waktu tempuh sekitar 12-18 jam agar BBM bisa sampai dan dinikmati masyarakat Kecamatan Tuapejat.
Pewarta: Sugiharto Purnama
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2021