"Intinya, saat ini sudah maksimalkan latihan, dan saya siap buat bertanding. Target saya akan maksimal kemampuan dalam pertandingan untuk meraih medali. Saat ini kami fokus latihan, mulai pembentukan otot teknik dan akurasi," ujar Azmi di Pontianak, Jumat.
Anak dari Subhan dan almarhumah Taurida itu mengakui bahwa sebetulnya ia masih baru mengenal olahraga panahan. Ia mengenal olahraga tersebut dari temannya.
"Saya mengenal olahraga panahan pada 2018 lalu. Kemudian 2019 baru agak sedikit fokus, dan ternyata menyenangkan," ujar Azmi.
Ia pun membeberkan orang yang berpengaruh dalam karier olahraganya hingga ia mampu menjadi atlet panahan PON mewakili Kalbar, yakni omnya yang bernama Heru Suprianto.
"Mungkin kalau tidak ada Om Heru, saya tidak bisa memanah dan jadi atlet. Dia melihat dan menggali potensi saya jadi bisa seperti saat ini, atlet panahan," jelas Azmi.
Baca juga: Perpani: PON Papua jadi ajang pencarian bibit atlet potensial
Meski masih terbilang baru dalam cabang olahraga panahan, Azmi tidak kecil hati dan tetap ingin bersaing untuk meraih prestasi. Dengan modal hati senang, semangat, tidak mudah menyerah dan fokus, ia mengakui panahan saat ini sudah menjadi olahraga yang asyik dan unik.
Tak hanya itu, bagi Azmi, olahraga panahan dapat melatih keseimbangan karena dalam saat memanah, otot dan otak harus sejalan, terutama ketika memegang busur, lalu mengarahkannya ke target.
“Tantangannya biasanya dalam pertandingan, yakni bagaimana menjaga mental tetap baik, menjaga tubuh tetap prima agar konsentrasi kita tetap terjaga serta menjaga pola pikir agar tidak terpengaruh dengan orang lain,” ungkap Azmi.
Sementara terkait perhelatan PON di Papua pada Oktober mendatang, ia meminta doa dan dukungan kepada masyarakat Kalbar agar tim dan atlet dari Kalbar bisa mempersembahkan yang terbaik.
"Mohon doa dan dukungan agar kami dimudahkan semua urusan dan pertandingan sehingga mempersembahkan medali," harap Azmi.
Baca juga: Aceh targetkan dua medali emas panahan PON XX
Baca juga: Lampung optimistis panahan raih emas PON Papua
Pewarta: Dedi
Editor: Rr. Cornea Khairany
Copyright © ANTARA 2021