Data sudah berbicara dengan terang benderang bahwa stimulus ini memiliki 'impact' luar biasa bagi perekonomian
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengharapkan purchasing manager's index (PMI) manufaktur Indonesia kembali ekspansif seiring perpanjangan diskon 100 persen pajak penjualan barang mewah ditanggung pemerintah (PPnBM DTP) untuk kendaraan bermotor sampai akhir 2021.
"Saya berharap dengan diperpanjangnya stimulus ini maka PMI Indonesia bisa kembali ke jalur ekspansif," kata Menperin kepada ANTARA saat dihubungi di Jakarta, Jumat.
Selain itu, Menperin juga mengharapkan kebijakan tersebut mampu mendorong pertumbuhan industri pada triwulan III tahun ini agar lebih baik lagi.
Pada kesempatan tersebut, Agus menyampaikan rasa syukur karena usulan perpanjangan diskon 100 persen PPnBM DTP kendaraan bermotor dapat diakomodir.
Menurutnya, data menunjukkan bahwa stimulus tersebut memberikan dampak yang signifikan pada perekonomian nasional.
"Kami bersyukur bahwa usulan kami diakomodir, data sudah berbicara dengan terang benderang bahwa stimulus ini memiliki impact luar biasa bagi perekonomian," ujar Agus.
Baca juga: Menperin usulkan perpanjangan relaksasi PPnBM otomotif 100 persen
Bahkan, lanjutnya, pertumbuhan industri pada triwulan II 2021 didorong oleh kencangnya pertumbuhan industri otomotif, dengan pertumbuhan industri otomotif mencapai 40 persen.
Pemerintah resmi memperpanjang kebijakan PPnBM DTP untuk kendaraan bermotor sampai akhir Desember 2021 dalam rangka memacu konsumsi masyarakat kelas menengah.
Insentif yang diperpanjang meliputi PPnBM DTP 100 persen untuk segmen kendaraan bermotor penumpang dengan kapasitas mesin sampai dengan 1.500 cc.
Kemudian, PPnBM DTP 50 persen untuk kendaraan bermotor penumpang 4x2 dengan kapasitas mesin >1.500 cc sampai 2.500 cc serta PPnBM DTP 25 persen bagi kendaraan bermotor penumpang 4x4 dengan kapasitas mesin >1.500 cc sampai 2.500 cc.
Sementara itu, kelebihan PPnBM dan/atau PPN atas pembelian kendaraan bermotor pada September 2021 akan dikembalikan oleh pengusaha kena pajak yang melakukan pemungutan.
Sedangkan, PMI manufaktur Indonesia berada di level 43,7 pada Agustus 2021. Angka itu belum mencerminkan level ekspansif tetapi setidaknya sudah menunjukkan perbaikan dibandingkan pada Juli yang 40,1.
Tahap ekspansif sektor manufaktur ditandai oleh angka PMI yang berada di atas 50. Data Agustus juga menunjukkan PMI Indonesia mengalami kontraksi selama dua bulan berturut-turut.
Baca juga: Kemenkeu: Insentif PPnBM berikan efek berganda bagi ekonomi RI
Baca juga: Pemerintah resmi perpanjang diskon PPnBM hingga Desember 2021
Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2021