"Meskipun hampir dua juta lapangan kerja hilang akibat pandemi, namun dengan terbentuknya desa wisata seperti di Kampung Blekok ini, ada baru dan berkualitas," ujarnya saat berkunjung ke Desa Wisata Kampung Blekok, Desa Klatakan, Kecamatan Kendit, Situbondo, Jawa Timur, Jumat.
Sektor pariwisata secara umum, kata dia, memang masih memprihatinkam akibat hantaman pandemi.
Baca juga: Pemerintah siapkan Rp300 miliar untuk menggerakkan industri film
Namun, ada secercah harapan kebangkitan desa wisata berbasis komunitas dan pemberdayaan masyarakat seiring dengan menurunnya kasus COVID-19.
Menurut dia, akibat pandemi selama hampir dua tahun ini devisa yang lepas yaitu sekitar 80 persen, tapi ia optimistis mampu mengembalikan devisa pada tahun akan datang.
"Kami akan berupaya mengembalikannya. Salah satu contohnya di Kabupaten Situbondo. Selama ini bukan sebagai pariwisata unggulan, tapi jangan lupa, karena di zaman Belanda ada tempat wisata pantai yang harus dikunjungi, yaitu Pasir Putih," ucap Sandi.
Baca juga: Menparekraf cek kesiapan pembukaan pariwisata di Jatim
Selain itu, lanjut Menparekraf, juga terdapat destinasi wisata baru, yakni Merak-Baluran yang merupakan kawasan Taman Nasional dan memiliki daya tarik luar biasa, serta pantai ditambah keindahan alam bawah laut yang sangat eksotis.
"Dengan dibukanya infrastruktur menuju Merak-Baluran, kami yakin devisa ini akan kembali, karena ditopang oleh destinasi-destinasi baru, yang berkualitas dan berkelanjutan," kata mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta tersebut.
Desa Wisata Kampung Blekok masuk nominasi 50 besar Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2021 yang digelar Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.
ADWI ini dalam rangka menggeliatkan sektor pariwisata yang terpuruk akibat pandemi COVID-19.
"Kampung Blekok ini luar biasa, masuk 50 besar dari 75 ribu desa wisata di Indonesia. Semoga bisa lolos menuju 10 besar," tukas dia.
Pewarta: Fiqih Arfani/Novi Husdinariyanto
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2021