• Beranda
  • Berita
  • Tol laut berhasil menjangkau suku terisolir di pedalaman Papua

Tol laut berhasil menjangkau suku terisolir di pedalaman Papua

20 September 2021 12:48 WIB
Tol laut berhasil menjangkau suku terisolir di pedalaman Papua
Sejumlah buruh pelabuhan mengangkut bahan pangan ke kapal perintis di Pelabuhan Yos Sudarso, Kota Ambon, Maluku, Kamis (2/9/2021). Kementerian Perhubungan mengizinkan tujuh kapal perintis yang sejak Agustus 2021 berhenti beroperasi karena Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), untuk kembali melayani penumpang dan distribusi barang untuk layanan Tol Laut di wilayah perairan Maluku. ANTARA FOTO/FB Anggoro/hp.

Hal ini diharapkan menjadi momentum bagi seluruh komponen bangsa khususnya stakeholders maritim di Provinsi Papua untuk terus bersinergi dan meningkatkan penggunaan tol laut yang semakin hari semakin meningkat dengan berlanjut pada multimoda transpor

Kementerian Perhubungan melalui Direktorat Jenderal Perhubungan Laut berhasil mendistribusikan logistik berupa bahan makanan serta kegiatan pelayanan pengobatan untuk Suku Elseng dan masyarakat Kampung Bangai di Distrik Gresi Selatan, Genyem, Kabupaten Jayapura, Papua, melalui tol laut.

Kepala KSOP Kelas II Jayapura, Taher Laitupa mengatakan Program Strategis Nasional Tol Laut dapat terus menyentuh sampai ke setiap wilayah Papua.

“Hal ini diharapkan menjadi momentum bagi seluruh komponen bangsa khususnya stakeholders maritim di Provinsi Papua untuk terus bersinergi dan meningkatkan penggunaan tol laut yang semakin hari semakin meningkat dengan berlanjut pada multimoda transportasi,” kata Taher Laitupa dalam keterangannya yang dipantau di Jakarta, Senin.

Baca juga: Dishub: Layanan tol laut Surabaya-NTT-Marauke tingkatkan perdagangan

Taher menjelaskan, dalam rangka memperingati Hari Perhubungan Nasional, KSOP Kelas II Jayapura bersama Komunitas Medis Papua Tanpa Batas serta Forum Senior dan Milenial Papua (FORSEMI) bekerja sama dengan Klasis Kemtuk Gresi telah menjangkau Suku Elseng, yakni suku di Tanah Tabi yang masih terisolir, primiti,f dan nomaden.

Ia mengatakan, melalui program tol laut tersebut menjadi bukti nyata upaya kehadiran pemerintah untuk masyarakat di pedalaman yang masih terisolir. Tidak hanya layanan kesehatan dan distribusi logistik namun juga pelayanan kesehatan untuk hewan ternak, bantuan penjajakan, hingga bantuan pembangunan sekolah untuk Suku Elseng.

Sementara itu, Kasie Lalu Lintas Angkutan Laut dan Usaha Kepelabuhanan KSOP Kelas II Jayapura, Willem Thobias Fofid menyampaikan pada 2021 penggunaan tol laut dengan konektivitas logistik terus meningkat.

Willem menyebut, jumlah muatan pada Voyage 8 dan 9 pada Trayek T-19 lintas Papua yang mencapai 61 kontainer, demikian juga pada lintasan trayek lainnya di Papua dan Papua Barat pada Trayek T-9 dan Trayek T-11 yang semakin meningkat kemudian diikuti juga peningkatan muatan berangkat pada Trayek T-22, Trayek T-23, Trayek T-24, Trayek T-25 dan bahkan penambahan lintasan layanan Kapal pada Trayek T-26 dapat melayani sampai ke Mumugu di Kabupaten Nduga.

Baca juga: Kemenhub beri penghargaan kepada pemangku kepentingan tol laut

Saat ini terobosan inovasi terbaru Direktorat Lalu Lintas dan Angkutan Laut, Ditjen Perhubungan Laut telah menambahkan lagi 2 trayek untuk distribusi logistik di wilayah selatan Papua yaitu Trayek T-27 Merauke - Pomako dan Trayek T-28 untuk menjangkau wilayah selatan Papua, NTT dan Maluku, jelas Kasie Lalu Lintas Angkutan Laut dan Usaha Kepelabuhan KSOP Kelas Jayapura ini.

“Dengan demikian tentu dengan semangat Hari Perhubungan Nasional 2021 hal diharapkan dapat dijadikan momentum untuk pasokan distribusi logistik terus dapat menjangkau saudara-saudara kita yang berada di daerah pegunungan dan terisolir, sesuai dengan Tema Harhubnas 2021 Bergerak Harmonikan Indonesia,” Kata Willem.

Ketua Komunitas Medis Papua Tanpa Batas Ruth Yoteni mengatakan bahwa kegiatan pelayanan kesehatan tersebut dilakukan selama dua hari di Kampung Bangai, Gresi Selatan.

“Kegiatan ini merupakan program pelayanan kesehatan Komunitas Medis Papua Tanpa Batas. Sasaran pelayanan kesehatan tidak hanya untuk masyarakat dari Suku Elseng dan masyarakat Kampung Bangai saja, tetapi juga pelayanan kesehatan untuk hewan ternak,” kata Ruth Yoteni.

Kemudian, Anggota DPP Forsemi  Ariella A. Yoteni yang juga turut hadir menyampaikan, selain pelayanan kesehatan, juga diberikan bantuan untuk pembangunan rumah pastori dan pembangunan sekolah untuk Suku Elseng.

“Saya tidak punya banyak uang untuk bangun pastori dan gedung sekolah tetapi saya akan bawa orang-orang baik untuk bantu kita di sini,” kata Ariella yang juga Diplomat Muda Kementerian Luar Negeri.

Selanjutnya, Ketua Klasis Kemtuk Pdt. Jhon Anderi menyebutkan bahwa warga kampung Bangai dan Klasis Gresi Selatan mengapresiasi kegiatan pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh Komunitas Medis Papua Tanpa Batas dan supporting system yaitu Forsemi dan KSOP Kelas II Jayapura sebagai salah satu UPT Ditjen Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan sebagai wujud rasa persaudaraan dan sukacita serta keberadaan negara hadir sampai di daerah 3TP (Terpencil, Terdepan, Tertinggal dan Perbatasan).

“Bantuan yang diberikan oleh anggota Forsemi, Komunitas Medis Papua Tanpa Batas, dan Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan kelas II Jayapura dapat mengobati masyarakat Suku Elseng dan Kampung Bangai maupun hewan-hewan yang terjangkit penyakit serta membantu dalam kebutuhan konsumsi sehari-hari,” kata Pdt. Jhon Anderi.

Pewarta: Adimas Raditya Fahky P
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2021