Kegiatan yang bekerja sama dengan Yayasan Spirit Membangun Ukhuwah Islamiyah (Yasmui), PT. Noor Annisa Kemical (NAK), Mitsubishi Pajero Club Indonesia (MPCI), dan MNC Peduli tersebut sebagai upaya pencegahan paham radikal terorisme, demikian keterangan tertulis BNPT yang diterima ANTARA, Senin.
Direktur Pencegahan BNPT Brigjen Pol R Ahmad Nurwakhid mengatakan bahwa kegiatan silaturahim kebangsaan dan bakti sosial di wilayah Baduy ini adalah bentuk kemitraan antara BNPT dan pihak terkait dalam membangun harmoni bangsa.
“Ini bagian dari kemitraan dalam membangun harmoni bangsa dengan para mitra bahwa Suku Baduy dan seluruh suku di Indonesia yang berjumlah lebih dari 1.200 suku, tentunya sangat majemuk, heterogen, dan sangat kaya ini harus kita persatukan dengan membangun harmoni yang melibatkan segenap elemen masyarakat bangsa,” ujarnya.
Ia menjelaskan bahwa tugas BNPT adalah melakukan upaya pencegahan penyebaran paham radikal dan terorisme kepada masyarakat yang belum terpapar ideologi tersebut.
Baca juga: BNPT: Sikap intoleran dapat sebabkan bencana
Oleh karena itu sudah selayaknya BNPT memberikan vaksinasi ideologi kepada masyarakat Suku Baduy tentang bahayanya paham radikal terorisme.
“Masyarakat Suku Baduy mayoritas belum terpapar paham radikal, Itu sebabnya kami memberikan vaksinasi ideologi melalui pendekatan wawasan kebangsaan, nilai agama, termasuk pendekatan ekonomi, seni, dan budaya,” jelas mantan Wakil Komandan Resimen Taruna (Wadanmentar) Akpol tersebut.
Ia berharap kepada seluruh masyarakat elemen bangsa dan negara untuk bisa membangun harmoni demi menjaga Pancasila, Undang-Undang Dasar (UUD) 1945, Bhinneka Tunggal Ika, dan NKRI karena keempatnya adalah konsensus nasional, ujar alumni Akpol Tahun 1989 itu.
Menurutnya, penanggulangan radikalisme dan terorisme dengan mengedepankan aspek pencegahan itu dilakukan melalui berbagai pendekatan, tidak hanya dilakukan dengan pendekatan hukum, tetapi melalui pendekatan ekonomi dan sosial.
“Termasuk silaturahim sekarang ini yang mana ada pengobatan gratis, membangun sarana ibadah yang semua itu adalah bagian dari pencegahan, yaitu kesiapsiagaan nasional, kontra radikalisasi, dan deradikalisasi, tetapi semuanya itu muaranya untuk membangun moderasi berbangsa dan beragama sehingga terwujud harmoni bagi bangsa Indonesia,” ucap mantan Kabagbanops Detasemen Khusus (Densus) 88/Antiteror Polri itu.
Baca juga: BNPT-Dinkes Samarinda gelar vaksinasi untuk mantan napi teroris
Menurutnya, radikal terorisme adalah gerakan politik yang ingin menguasai pemerintahan dan negara dengan mengganti ideologi negara Pancasila dengan ideologi transnasional serta ingin mengganti sistem negara dengan sistem agama menurut versi mereka. Kelompok tersebut ingin merusak toleransi dan harmoni bangsa Indonesia yang merupakan negeri plural dan heterogen.
“Indonesia memiliki ribuan pulau, suku, dan bahasa. Suku Baduy ini adalah salah satu suku di Indonesia yang konsisten menjaga keseimbangan, yaitu keseimbangan hubungan antara manusia dengan Tuhan, manusia dengan sesama manusia, dan manusia dengan alam semesta,” tutur mantan Kapolres Gianyar tersebut.
Ia menambahkan silaturahim kebangsaan adalah upaya pencegahan radikalisme dan terorisme berbasis spiritual.
Baca juga: BIN bersinergi dengan Polri dan BNPT antisipasi aksi teror
Ketua Umum Yasmui dr Arius Karman yang selama ini memfasilitasi masyarakat Suku Baduy dengan pengobatan gratis, pemeriksaan ibu hamil, penanaman pohon, dan keterampilan umum untuk pengembangan UMKM mengatakan Suku Baduy mengaku cukup senang dengan adanya kegiatan ini.
“Kegiatan seperti ini sudah sering kami laksanakan di Badu. Sekarang kami sangat senang karena BNPT turut hadir dalam upaya memperhatikan masyarakat Suku Baduy ini,” ujar dr Arius Karman.
Sementara itu, dalam kegiatan bakti sosial di Suku Baduy tersebut dibagikan 200 paket sembako. Selain itu Yasmui secara resmi menerima pengelolaan Masjid Al Fatih yang pembangunannya baru selesai dari pihak panitia pembangunan masjid tersebut.
Pewarta: M Arief Iskandar
Editor: Herry Soebanto
Copyright © ANTARA 2021