"Pertanyaannya kemudian adalah, sudah siapkah jamaah umrah bila kuota umrah dibuka Arab Saudi, karena data yang ada saat ini di aplikasi Sipatuh 60 persen calon jamaah umrah yang terdaftar masih belum melaksanakan vaksin?" ujar Khoirizi Dasir, saat membuka kegiatan jamarah oleh Kemenag Sulsel secara virtual di Makassar, Selasa.
Ia mengatakan selama dua tahun Pemerintah Arab Saudi belum membuka secara global, baik untuk ibadah haji maupun umrah.
Namun, untuk beberapa bulan hingga tahun depan, situasi masih mungkin terjadi dan Pemerintah Arab Saudi kemungkinan akan membuka diri lagi hingga semua normal kembali.
Khoirizi juga mengajak seluruh tokoh agama, tokoh masyarakat dan seluruh warga bangsa, khususnya lagi buat para jamaah calon haji dan umrah untuk segera melakukan vaksinasi agar bisa membantu pemerintah dalam mengatasi dan mengendalikan COVID-19.
"Yuk vaksin, mari membantu pemerintah mengatasi dan mengendalikan COVID-19. Semoga dengan ikhtiar kita bersama ini, pandemi bisa berakhir dan penyelenggaraan haji dan umrah bisa kembali terlaksana dengan normal," katanya.
Selain itu, Khoirizi mengakui jika saat ini ada sekitar lima juta lebih calon haji yang masuk daftar tunggu di Indonesia, belum lagi umrah yang jumlahnya juga sangat banyak.
Khoirizi menjelaskan berhaji dan berumrah itu harus istikamah atau konsisten dengan aturan, juga harus istita'ah (makna kemampuan) dalam ibadah, perjalanan dan kesehatan, karena saat ini bangsa-bangsa di dunia dalam situasi Pandemi COVID-19.
"Maka bagaimana mempersiapkan haji dan umrah di masa pandemi, inilah yang sementara dan sedang kami bahas terus menerus dengan DPR dan pemangku kepentingan terkait, utamanya dengan Pemerintah Arab Saudi," ucapnya.
Pewarta: Muh. Hasanuddin
Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2021