Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Anwar Makarim mengapresiasi program pemberdayaan Suku Anak Dalam (SAD) hasil kolaborasi Universitas Jambi dengan sejumlah pihak.
“Saya sangat tertarik dengan topik Matching Fund yang diusung oleh Universitas Jambi ini,” ujar Nadiem dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Rabu.
Dia menambahkan program yang diberi nama Matching Fund itu harus bisa didesain untuk menjadi ruang belajar mahasiswa di luar kampus. Melalui program tersebut, diharapkan dapat menjawab kebutuhan dunia pendidikan dan membantu pemerintah dalam menyelesaikan masalah, termasuk isu tentang pemberdayaan masyarakat.
Baca juga: Pemprov Jambi cari model pendidikan bagi anak SAD
Rektor Universitas Jambi Prof Sutrisno mengatakan perlu kolaborasi dalam pemberdayaan SAD di Taman Nasional Bukit Duabelas (TNBD) yang terintegrasi dan berkelanjutan.
Dalam mendukung program itu, Universitas Jambi memiliki Laboratorium Sosial SAD, melalui gagasan DLT, PUI Etnomedical dan Nurisetikal (eMedical) dan PUI Pendidikan Komunitas (PENTAS). Program itu melibatkan dosen dan mahasiswa dari berbagai program studi di kampus itu.
“Aktivitas mahasiswa yang mengikuti kegiatan ini akan diakui sebagai kegiatan akademik hingga 20 SKS sebagai bagian dari implementasi Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM),” kata Sutrisno.
Ketua Tim Matching Fund Universitas Jambi, Dr Fuad Muchlis mengatakan hadirnya program itu merupakan wujud nyata terhadap pentingnya sinergi lintas pihak dan aktor dalam memberdayakan masyarakat.
“Salah satunya adalah pemberdayaan sosial, meliputi pengintegrasian sistem sosial SAD dengan pemerintahan desa setempat, fasilitasi registrasi kependudukan bagi SAD dan diskusi kelompok terpumpun,” kata Fuad.
Baca juga: Kementerian PUPR bangun 23 unit rumah untuk Suku Anak Dalam
Baca juga: Komnas HAM, ATR/BPN dan KSP kunjungi warga SAD di Jambi
Kegiatan lainnya, yakni pemberdayaan ekonomi yang meliputi inventarisasi dan pengolahan tanaman obat di Taman Nasional Bukit Duabelas (TNBD).
Selanjutnya ada pengembangan budi daya atau pembuatan demplot tanaman endemik dan kehutanan, pemberdayaan pendidikan, yang di dalamnya terkait renovasi dan penyusunan modul pembelajaran SAD hingga penyusunan draf kebijakan model pendidikan SAD.
Dalam program Matching Fund itu, Fuad menyebut kolaborasi positif yang dilakukannya dengan PT SAL. Melalui program tersebut, juga lahir program beasiswa, yang mana terdapat dua anak SAD yang kuliah di Universitas Jambi.
Pewarta: Indriani
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2021