Kunci pariwisata berkelanjutan di Pulau Dewata

22 September 2021 13:50 WIB
Kunci pariwisata berkelanjutan di Pulau Dewata
Wisatawan menyaksikan pementasan Tari Kecak di Daya Tarik Wisata (DTW) Uluwatu, Badung, Bali, Selasa (21/9/2021). Atraksi wisata tari kecak dipentaskan perdana dengan menerapkan protokol kesehatan secara ketat dan membatasi jumlah penonton 50 persen untuk mempromosikan daya tarik pariwisata di Bali. ANTARA FOTO/Nyoman Hendra Wibowo/aww.

Kalau kita ingin menjaga budaya sebagai daya tarik Bali, unsur manusia dan alam harus dijaga

Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati menuturkan kunci yang harus diperhatikan agar pariwisata berkelanjutan bisa dikembangkan di Pulau Dewata adalah menjaga sumber daya manusia, alam serta memastikan kesejahteraan masyarakat Bali.

Dalam webinar The 2nd Planet Tourism Indonesia 2021, “Beyond Recovery, Towards Sustainability”, Rabu, dia menjelaskan setiap tempat wisata harus menjaga hal tertentu demi pariwisata berkelanjutan. Dia mencontohkan Singapura punya teknologi sebagai daya tarik pariwisata, sementara Bali mengunggulkan kebudayaan yang harus tetap dijaga.

"Ini yang harus kita pegang, bagaimana biar pariwisata berkelanjutan tidak keluar dari konsep itu. Kalau kita ingin menjaga budaya sebagai daya tarik Bali, unsur manusia dan alam harus dijaga," jelas Tjokorda.

Baca juga: Pemprov Jabar-Bali luncurkan Program Beli Bali

Kunci lainnya adalah memastikan kesejahteraan masyarakat Bali terjamin lewat pariwisata berkelanjutan. Dia meyakini masyarakat pulau Dewata tak hanya ingin jadi objek dari pesatnya pariwisata di pulau ternama dunia, melainkan subyek yang turut ambil bagian dalam memajukan pariwisata di kampung halamannya.

Jika kesejahteraan masyarakat setempat terabaikan, dia mengkhawatirkan akan timbul masalah-masalah kecil yang berujung kepada krisis sosial hingga kecemburuan sosial. Masalah tersebut akan mempersulit perkembangan pariwisata yang berkelanjutan.

Oleh karena itu, dia mengajak para pelaku pariwisata dan pihak-pihak yang terkait untuk memanfaatkan momen ini untuk merenungkan apakah selama ini pariwisata yang berjalan telah berpihak kepada alam dan sudah memberikan ruang untuk masyarakat Bali untuk ambil bagian dalam pariwisata di rumah mereka.

Dia juga mengajak pelaku pariwisata untuk memanfaatkan digitalisasi dalam bertahan di tengah pandemi. Meski wisatawan yang dituju tidak hadir secara fisik di pulau Bali, perekonomian bisa tetap berjalan berkat kehadiran internet. Dia menuturkan, program Beli Bali yang merupakan kerja sama antara Provinsi Bali dan Jawa Barat telah memberikan hasil positif.

"Beberapa hari lalu saya bersama Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil membuka platform digital untuk menjual produk Bali khusus kepada ASN di Jawa Barat," tutur dia.

Dalam beberapa hari sudah ada transaksi hampir Rp500 juta dari penjualan kerajinan Bali yang terjual di Jawa Barat, katanya.

"Ini menunjukkan bahwa transaksi bisa berlangsung walau pembeli tidak ke Bali, dengan platform (digital) mereka bisa pilih produk yang diinginkan dengan harga yang bisa dijangkau," ujar dia.

Baca juga: "Beli Bali" Kolaborasi Jabar dan Bali untuk pulihkan UMKM

Baca juga: Ridwan Kamil ajak nasabah prioritas Bank BJB beli produk UMKM Bali

Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2021