Federal Reserve pada Rabu (22/9/2021) membuka jalan untuk mengurangi pembelian obligasi bulanannya "segera" dan mengisyaratkan kenaikan suku bunga mungkin mengikuti lebih cepat dari yang diperkirakan, dengan setengah dari 18 pembuat kebijakan bank sentral AS memproyeksikan biaya pinjaman perlu meningkat pada 2022.
“Pengurangan pelonggaran kuantitatif tampaknya sangat mungkin terjadi sekarang pada November, tetapi ini adalah sesuatu yang diberikan dan tetap tercantum dalam banyak kriteria kualifikasi jika berbagai risiko muncul, apakah itu debat plafon utang, prospek COVID, intervensi pasar properti China,” kata Steven Violin, manajer portofolio di F.L. Putnam Investment Management Company di Wellesley, Massachusetts.
Indeks dolar yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama saingannya terakhir menguat 0,094 persen, bergantian antara kenaikan dan penurunan setelah pengumuman, dengan euro turun 0,1 persen menjadi 1,1711 dolar.
Raksasa properti dan penerbit obligasi sampah terbesar di Asia Evergrande mengatakan telah "menyelesaikan" satu pembayaran kupon yang jatuh tempo pada Kamis melalui negosiasi pribadi, mengurangi kekhawatiran gagal bayar dan kemungkinan risiko penularan, sementara bank sentral China (People's Bank of China) menyuntikkan 90 miliar yuan ke dalam sistem perbankan untuk mendukung pasar.
“Mampu melakukan pembayaran kupon obligasi besok, yang pasti mengangkat sentimen risiko dalam semalam dan Anda melihat reaksi lanjutan yang khas dalam mata uang berisiko, sehingga dolar Kanada tinggi, dolar Aussie lebih tinggi, dolar Kiwi lebih tinggi - itu semacam reaksi yang dapat dimengerti,” kata Erik Bregar, analis valas independen di Toronto.
Namun, ketidakpastian tetap ada apakah pengembang akan mampu membayar kupon obligasi dolar luar negeri, yang jatuh tempo pada Kamis.
Dolar Australia naik 0,33 persen versus greenback menjadi 0,726 dolar setelah naik sebanyak 0,49 persen menjadi 0,7268 dolar, sementara dolar Kanada naik 0,58 persen versus greenback menjadi 1,27 per dolar.
Yuan China di perdagangan luar negeri juga menguat terhadap greenback menjadi 6,4628 per dolar.
Mata uang safe-haven yen Jepang melemah 0,50 persen terhadap greenback menjadi 109,78 per dolar setelah keputusan bank sentral Jepang (Bank of Japan) untuk mempertahankan kebijakan moneternya.
Sterling terakhir diperdagangkan pada 1,3637 dolar, turun 0,16 persen pada hari menjelang pengumuman kebijakan oleh bank sentral Inggris (Bank of England) pada Kamis, dengan ekspektasi untuk kenaikan suku bunga.
Di pasa uang kripto, Bitcoin terakhir naik 6,93 persen menjadi 43.409,48 dolar setelah tiga hari berturut-turut mengalami penurunan.
Baca juga: Emas berjangka naik tipis, Fed indikasikan akhiri stimulus lebih cepat
Baca juga: Minyak melonjak karena stok AS turun, permintaan bahan bakar meningkat
Baca juga: Saham Inggris ditutup di zona hijau, indeks FTSE 100 naik 1,47 persen
Pewarta: Apep Suhendar
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2021