Urusan gebyar-gebyar ini rupanya pun sudah dipikirkan detailnya oleh Nolimits Fireworks di bawah komando CEO Donny Rochyadi yang menjadi salah satu vendor yang memegang peran vital dalam acara pembukaan sekaligus penutupan Pekan Olahraga Nasional (PON) XX yang diselenggarakan di Papua pada 2-15 Oktober 2021.
Pasalnya, kreativitas Nolimits Fireworks, akan dibuktikan dalam acara puncak kemeriahan PON XX. Kembang api yang berpendaran juga diharapkan menjadi simbol penyulut semangat para atlet dalam bertanding, sekaligus hiburan menyenangkan bagi warga Papua juga seluruh rakyat Indonesia.
Donny Rochyadi dalam wawancara daring dari Papua menyatakan rasa syukurnya karena telah mendapat kepercayaan dari panitia PON XX, untuk menyediakan pertunjukan kembang api pada acara pembukaan juga penutupan PON.
Bagi pihaknya, kali ini merupakan tugas kelima dari Panitia PON karena sejak tahun 2000 Nolimits Fireworks telah ditunjuk untuk posisi yang sama. Sementara PON sendiri berlangsung setiap empat tahun sekali.
Tantangan pun diterima dan kali ini kesulitan berlipat karena harus mendatangkan kesan mendalam di tengah keprihatinan bangsa yang sedang dilanda pandemi COVID-19.
Namun kemeriahan harus tetap dapat dihadirkan untuk mengabarkan kepada semua hingga dunia bahwa bangsa ini bisa bangkit dari kesulitan sebagai dampak pandemi.
Baca juga: Ekshibisi selancar ombak PON Papua memasuki putaran akhir
Baca juga: Ryuki Waida bertekad juarai ekshibisi selancar ombak PON Papua
Dua Tempat
Sejak tiga bulan terakhir, Donny bersama timnya telah mempersiapkan pertunjukan kembang api spektakuler untuk PON XX 2021. Ia mencoba memikirkan konsep-konsep yang berbeda dan paling tepat untuk ajang gawean akbar olahraga empat tahunan ini.
Papua sebagai tuan rumah harus benar-benar dimunculkan sebagai Bumi Cenderawasih yang agung dan kaya dalam konsep pertunjukan yang harus disajikan mengesankan.
“Kami masuk Papua dengan rombongan besar. Ada ‘pyrotechnician’ 20 orang, sementara ‘climber’ 10 orang,” ungkap Donny.
Menurut Donny, ada yang istimewa dan berbeda dari penyelenggaraan pembukaan PON XX di Papua kali ini, yakni dalam acara pembukaan yang akan dilaksanakan di dua tempat berbeda, yakni di stadion Lukas Enembe dan di atas Jembatan Merah di atas Teluk Youtefa.
Ada perbedaan konfigurasi di dua tempat tersebut. Di dalam stadion, karena lokasi tidak terlalu besar, digunakan kaliber kecil ukuran di bawah 75 mm. Sedangkan di Jembatan digunakan kaliber lebih besar dengan ketinggian kembang api, mencapai 200 meter di udara.
Nyala kembang api kemudian pun dirancang Nolimits dimulai di dalam stadion dengan konfigurasi yang sangat umum. Setelah selesai, langsung akan menyala kembang api yang dipasang di Jembatan.
Pantulan cahaya kembang api ini diharapkan akan membuat keindahan berbeda di teluk Youtefa. Apalagi ada kembang api berupa air terjun sepanjang 300 meter.
Bisa dibayangkan ini akan indah terlebih juga akan ada pantulan warna-warni kembang api saat dinyalakan. Donny menyebut semua bahan baku kembang api yang mereka gunakan khusus didatangkan dari China untuk ajang tersebut.
Dengan menggunakan teknologi “firing system” yang biasa dipakai, nantinya di dalam stadion akan dipasang 4000 pyro, baik di atap stadion maupun di bawah sekitar panggung. Dengan penyalaan di bagi dalam empat segmen.
Sementara untuk di atas Jembatan, akan dipakai ukuran pyro kaliber lebih besar. Lebih kurang akan ada 5000 shot, dengan durasi kembang api menyala nonstop sepanjang lima menit.
Nolimits Fireworks berharap kerja kreatif mereka di PON Papua, dalam menghias langit malam dengan pancaran kembang api, dapat menghibur seluruh masyarakat, bukan hanya masyarakat di Papua, tapi seluruh masyarakat Indonesia yang bisa menyaksikan acara pembukaan PON XX di TV.
Usai kerja kreatif untuk PON XX, Nolimits bakal menggelar Indonesia Firework Festival Pertama. Kegiatan ini akan diikuti oleh tujuh negara.
Ekonomi dan Wisata
Gebyar pelaksanaan PON XX 2021 juga diharapkan secara khusus oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI Sandiaga Salahuddin Uno dapat memberdayakan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan warga lokal.
Ia berharap PON XX 2021 menjadi kebangkitan beberapa event skala nasional. Dikatakannya ada sebanyak 25 ribu noken produk kreatif griya Papua yang sudah disiapkan menjadi merchandise untuk para atlet dan official PON serta ratusan pekerja ekonomi kreatif di bidang event.
Menurut Sandiaga ajang ini adalah momentum bagi Papua dan Indonesia untuk mendorong pertumbuhan wisata olahraga, pemerataan pembangunan Papua, dan titik balik kebangkitan pariwisata dan ekonomi kreatif di Papua.
Apalagi Presiden Joko Widodo sudah memberikan izin agar pelaksanaan PON Papua dengan kehadiran penonton terbatas 25 persen dengan penerapan protokol kesehatan ketat dan disiplin serta sudah tervaksinasi lengkap.
Kemenparekraf juga melakukan pengawasan ketat agar pelaksanaan pembukaan dan penutupan PON bisa sesuai dengan CHSE, bebas COVID-19. Sehingga PON Papua dapat berjalan dengan aman melalui mekanisme karantina atlet, sistem bubble, integrasi sistem aplikasi Peduli Lindungi, serta sinyal telekomunikasi yang baik.
PON digelar dalam empat klaster yakni Kota Jayapura, Kabupaten Jayapura, Kabupaten Mimika, dan Kabupaten Merauke.
Sandiaga Uno juga ingin ada elemen surprise, di tengah pandemi dan tantangan ekonomi dimana pelaksanaan PON XX bisa dikemas dengan inovasi terkini, ada pesan-pesan nilai luhur bangsa di dalamnya sekaligus memperkuat persatuan kesatuan dan ketangguhan menghadapi pandemi COVID-19.
"Dengan semangat dari Timur Indonesia ada semangat baru agar Indonesia bisa bangkit kembali. Kita berharap ini bisa sesukses Asian Games maupun Olimpiade. Menampilkan pembukaan dan penutupan yang berkelas dunia dan dapat bersaing di tingkat internasional," kata Sandiaga Uno.
Lebih dari 3 ribu orang terlibat dalam persiapan PON XX di stadion dan tersebar di berbagai lokasi. Ajang ini sekaligus menjadi proyek percontohan pelaksanaan event di masa pandemi. Seribu penari asli Papua, dengan artis lokal Papua, dan koreografer Papua dilibatkan.
Kemenparekraf juga mengembangkan desa wisata berbasis komunitas, kampung kreatif, pariwisata berbasis alam dan budaya, serta pariwisata bertanggung jawab dan berkeadilan.
Pada akhirnya PON Papua pun menjadi harapan sebuah kebangkitan tak hanya pada bidang olahraga melainkan ekonomi dari sisi pariwisata maupun ekonomi kreatif.
Semua berharap semangat kebangkitan itu bisa menyentuh masyarakat yang ada di wilayah paling membutuhkan bahkan hingga pelosok paling timur nusantara.
Baca juga: Panwasrah ungkap skema upacara pembukaan PON Papua
Baca juga: Peserta PON Papua mulai berdatangan 15 hari jelang pembukaan
Baca juga: Gubernur Papua hadiri pembukaan CdM Meeting II PON XX
Pewarta: Hanni Sofia
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2021