Diakui, saat ini masih warga sipil yang berada di Kiwirok nampak belum semua karena keterbatasan transportasi karena lapangan terbangnya hanya dapat didarati pesawat berbadan kecil dan cuaca yang sering berubah dengan cepat.
Untuk personel TNI-Polri saat ini sudah ditambah dan bergabung dengan personel yang bertugas di Kiwirok.
Namun, ke depan akan ditambah guna memulihkan keamanan di wilayah itu, ucap Irjen Pol. Fakhiri seraya mengakui warga setempat banyak yang mengungsi setelah terjadi pembakaran dan penganiayaan terhadap tenaga kesehatan yang menewaskan Gabriela Meilan.
Baca juga: Guru dan warga dievakuasi dari Kiwirok gunakan helikopter TNI AD
Baca juga: Penyidik Polda Papua mulai minta keterangan nakes kasus Kiwirok
Baca juga: Guru dan warga dievakuasi dari Kiwirok gunakan helikopter TNI AD
Baca juga: Penyidik Polda Papua mulai minta keterangan nakes kasus Kiwirok
Sementara itu Dandrem 172/PWY Brigjen TNI Izak Pangemanan secara terpisah mengaku, saat ini warga sipil yang masih berada di Kiwirok tercatat 17 orang, setelah beberapa orang dievakuasi.
Dua orang guru wanita dan seorang warga, Rabu (22/9) dievakuasi ke Jayapura dan kini sudah berkumpul dengan keluarganya.
Salah satu guru yang dievakuasi adalah ibu guru Purba yang bertugas sejak 1999 lalu di Kiwirok, dan beliau menyatakan tidak ingin kembali mengajar di wilayah itu, ungkap Dandrem 172/PWY Brigjen TNI Izak Pangemanan.
Teror KKB pimpinan Lamek Taplo di Kiwirok menyebabkan lima nakes mengalami luka akibat dianiaya dan dipanah, bahkan empat orang di antaranya masih dirawat di RS Marthen Indey.
Keempat nakes yang masih dirawat di RS Marthen Indey yakni dr. Restu Pamanggi, Katrianti Tandila, Emanuel Abi, dan Kristina Sampe Tonapa.
Baca juga: Terkait tragedi Kiwirok, ratusan nakes di Jayapura gelar bakar lilin
Baca juga: Nakes korban KKB Kiwirok mengadu ke Komnas HAM Papua
Baca juga: Terkait tragedi Kiwirok, ratusan nakes di Jayapura gelar bakar lilin
Baca juga: Nakes korban KKB Kiwirok mengadu ke Komnas HAM Papua
Pewarta: Evarukdijati
Editor: Chandra Hamdani Noor
Copyright © ANTARA 2021