Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sumsel H Eppy Mirza, di Palembang, Senin mengatakan bahwa selain volume, nilai ekspor batubara tersebut juga mengalami peningkatan dari 221,827 juta dolar menjadi 251,091 juta dolar Amerika Serikat.
Dikatakannya, secara keseluruhan melalui 45 jenis komoditas ekspor nonmigas Sumsel priode Januari-Oktober 2010 yang menghasilkan devisa 2,818 miliar dolar Amerika Serikat, ternyata batubara merupakan komoditas penyumbang devisa peringkat ke tiga dengan nilai 251,091 juta dolar AS.
Namun bila dilihat dari volume, ternyata batubara merupakan penyumbang paling besar mencapai 4,213 juta ton dari total keseluruhan 6,016 juta ton.
Sementara Gubernur Sumsel H Alex Noerdin, sebelumnya mengatakan bahwa potensi batubara di provinsi tersebut cukup besar terutama untuk menyumbang devisa ekspor nonmigas Sumatera Selatan.
Dikatakannya, potensi batubara Sumsel hingga saat ini memiliki cadangan mencapai 22,24 miliar ton yang tersebar di perut bumi wilayah Tanjung Enim, Kabupaten Muaraenim, dan sebagian lagi berada di daerah Kabupaten Lahat.
Namun disayangkan, menurut gubernur, dari total cadangan batubara yang dimiliki itu, hingga saat ini baru mampu memproduksi antara sepuluh juta ton hingga 11 juta ton per tahun.
Dikatakannya, dari total produksi tersebut sebagian diekspor dan sebagian lagi memenuhi kebutuhan dalam negeri terutama dipasok untuk pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) Suralaya dan sejumlah industri lainnya.
Menurut gubernur, pihaknya terus berupaya untuk meningkatkan jumlah produksi batubara agar cadangan yang dimiliki itu dapat dimanfaatkan untuk kemakmuran rakyat di perovinsi tersebut antara lain dengan membangun pelabuhan laut Tanjung Api-Api (TAA) dan jalan kereta api (KA) dua jalur dari mulut tambang menuju pelabuhan TAA.
Ia yakin, dengan dibangunnya pelabuhan TAA dan jalan KA dua jalur tersebut jumlah produksi batubara dapat ditingkatkan hingga puncaknya mencapai 100 juta ton per tahun secara bertahap.
Ia menambahkan, kehadiran pelabuhan laut TAA tidak hanya mampu meningkatkan kapasitas produksi batubara saja, tetapi komoditas andalan lainnya seperti karet, minyak kelapa sawit mentah (CPO) dan bubur kertas juga dapat ditingkatkan.
Selain itu, akan dapat menyerap lapangan perkejaan baru cukup besar mencapai 100 ribu orang dapat dipekerjakan di pelabuhan TAA, karena di lokasi pelabuhan itu juga akan dijadikan kawasan industri dengan berdirinya pabrik alumunium dan pabrik pupuk PT Pusri baru yang memanfaatkan energi dari batubara, katanya lagi. (M033/K004)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011