"Makanya kita pada pekan kedua Desember 2021 bersama Presiden RI Joko Widodo, kita akan meluncurkan juga bagaimana kita terus mendorong generasi muda punya perusahaan-perusahaan besar jadi unicorn-unicorn baru," kata Erick Thohir dalam keterangan resmi yang diterima di Jakarta, Kamis.
Menurut Menteri BUMN, potensinya ada dan saat ini Indonesia memiliki lima unicorn mestinya bisa menjadi 25 unicorn untuk beberapa tahun mendatang.
"Ini juga mendorong daripada perusahaan-perusahaan menjadi besar, membuka lapangan kerja yang sangat masif, dan juga mendorong ekonomi Indonesia untuk memastikan Indonesia juga terproteksi dengan digitalisasi. Jangan hanya kita menjadi market saja, tapi banyak entrepreneur Indonesia yang berdiri tegak. Kita mendukung mereka," katanya.
Kalau melihat posisi perusahaan di Indonesia dari tahun ke tahun itu-itu saja. Sedangkan negara di dunia seperti Amerika Serikat dan banyak negara lainnya sekarang tumbuh perusahaan-perusahaan teknologi menjadi besar, jadi bukan yang berdasarkan sumber daya alam saja.
"Ini yang saya lihat kita harus melakukan terobosan, tentu sesuai dari diskusi dengan bapak Presiden RI Joko Widodo, beliau ingin sekali ada terobosan juga generasi muda memiliki perusahaan-perusahaan besar di Indonesia. Salah satunya yang kita tahu unicorn, seperti perusahaan-perusahaan yang dibuat bapak Nadiem Makarim dan sebagainya," ujar Erick Thohir.
Di situ kebetulan BUMN seperti Mandiri, BRI, Telkom, Telkomsel itu memiliki investasi di perusahaan-perusahaan startup. BRI sudah investasi di 15 startup, Mandiri 15 startup, Telkomsel 15 startup, Telkom sudah investasi di 54 startup.
"Sebagian startup itu sudah menjadi unicorn, mereka berinvestasi di Bukalapak yang kemarin go public. Ini kita harus membuat gelombang besar baru," kata Erick.
Pewarta: Aji Cakti
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2021