Dari Bumi selalu mendampingi dan membesarkan petani-petani yang bekerjasama dengan kami. Caranya produk-produknya dibeli langsung dalam jumlah yang banyak, kata inisiator Dari Bumi Agung Prasetyo menjawab pertanyaan ANTARA, dikutip Jumat.
"Kami juga mempopulerkan cerita proses melalui konten-konten edukasi, agar penikmatnya (market) mengetahui dari mana makanannya berasal dan cerita-cerita di baliknya," jelas Agung.
Produk makanan yang ditawarkan Dari Bumi secara luring maupun daring di lokapasar, antara lain beras, madu, buah, bunga, rempah, kopi, gula, dedaunan dan minyak.
Baca juga: Menparekraf yakin kuliner di Bandung Barat berdaya saing internasional
Rentang harganya terjangkau antara Rp10.000-an hingga di bawah Rp100.000.
Agung mengatakan, seluruh produk yang ditawarkan Dari Bumi dalam bentuk dan warna masih sama seperti aslinya. "Yang membedakan kami dengan teman-teman UMKM lain adalah kami mengkurasi setiap produk yang akan dipasarkan."
Dari Bumi memulai dengan observasi dan minim proses dan menjaga higinitas bahan bakunya sehingga tidak mengurangi manfaatnya saat sampai ke tangan konsumen. "Kami berusaha keras menjaga amanah dari petani-petani yang bekerjasama dengan kami," katanya.
Dari Bumi, jelas Agung, membangun value dalam bentuk pengangkatan cerita, sejarah dan hasil observasi kepada teman-teman semua, masyarakat Indonesia.
"Kenal maka sayang. Harapannya teman-teman akan turut mempopulerkan kebaikan-kebaikan hasil bumi, dan martabat petani dan bentuk-bentuk apresiasi yang lain," katanya.
Dari Bumi memasarkan produknya melalui marketplace, tokotalk daribumi.id serta memaksimalkan aset-aset digital untuk mempopulerkan cerita-cerita dari kawan-kawan petani.
Dari Bumi juga membuka interaksi untuk netizen memberi masukan tentang potensi-potensi hasil bumi yang belum terekspos untuk diekplorasi dan diangkat.
Pandemi harus diakui membuat impact yang besar dalam gaya hidup kita. Kesadaran menjaga kesehatan dan peralihan ke produk-produk yang natural meningkat.
Ini tidak hanya peluang bisnis, tapi juga peluang untuk edukasi masyarakat tentang hasil bumi Nusantara yang sedemikian kaya ragamnya.
Menurut Agung, animo masyarakat akan produk Dari Bumi cukup baik dan itu membuat Dari Bumi semakin semangat untuk menemukan potensi-potensi lainnya di tanah Indonesia.
Per bulan Dari Bumi telah mendapatkan ratusan order di marketplace. "Ini kabar baik bukan hanya bagi kami sebagai perpanjangan tangan petani Indonesia, tapi juga kesadaran akan produk-produk yang baik," tutup Agung.
Dalam peluncurannya di Hari Tani Nasional 24 September ini, Dari Bumi mempublikasikan sebuah video di YouTube Dari Bumi yang berjudul “Terima Kasih Petani Indonesia”.
Video yang berdurasi sekitar 2 menit tersebut menceritakan tentang Pak Rohman, seorang petani di Sine, Kaki Gunung Lawu. Ia seorang milenial yang memutuskan pulang dari ibukota ke desanya dan bertani. Bunga telang, rosella ungu dan daun kelor adalah hasil bumi yang diolah oleh Pak Rohman.
Di video ini, Dari Bumi mengajak semua untuk mengapresiasi kekayaan hasil bumi Indonesia, mempopulerkannya ke circle terdekat, menggunakannya dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian bentuk apresiasi terhadap para petani terasa nyata dan penting dalam ekosistem ketahanan pangan kita.
Baca juga: Menparekraf optimistis kuliner Indonesia bisa bersaing
Baca juga: Pameran "Food and Hotel Indonesia" resmi dibuka
Baca juga: Bisnis kuliner berkontribusi besar saat pandemi
Pewarta: Suryanto
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2021