Kepergian sang ayah meninggalkan banyak kesedihan dan kerinduan yang mendalam bagi Nino. Single “Nikmati Rindunya” menjadi semacam eksplorasi curahan hati sekaligus kerinduaan dari seorang Nino yang telah ditinggalkan ayahnya.
Cerita awal dari hadirnya lagu ini sebenarnya terinspirasi dari banyak kabar sedih teman-teman di sekitar Nino yang kehilangan orang terdekat dan tercinta. Namun, dalam perjalanannya justru Nino harus kehilangan sosok ayah, yang akhirnya justru menjadi lagu untuk menguatkan hatinya.
“Saat mendengar banyak kabar sedih dari teman-teman, kayaknya hati gue jadi terenyuh, dan ingin banget bikin lagu yang bisa menguatkan hati mereka. Tapi ternyata enggak lama setelah itu gue harus kehilangan bokap. Akhirnya lagu yang seharusnya untuk menguatkan hati mereka, justru jadi lagu untuk menguatkan hati gue juga,” ujar Nino tentang cerita di balik single “Nikmati Rindunya”, dikutip dari siaran resmi.
Baca juga: Tasya Kamila kembali dengan "Selalu Riang serta Gembira"
Baca juga: Will Mara intepretasikan mimpinya lewat "The Melting Love"
Kata “nikmati rindunya” dipilih Nino bukan tanpa alasan. Ia mencoba melihat dari sisi yang berbeda dari suatu peristiwa atau kejadian akan kehilangan seseorang. Kata “rindu” menjadi suatu kiasan dari rasa kehilangan yang tidak ada habisnya.
“Selama ini kalau kita dengar lagu tentang kehilangan atau kepergian orang yang kita cintai biasanya lebih ke arah sedih yang berkepanjangan, hati yang hancur. Tapi gue yakin orang yang telah meninggalkan kita tidak ingin melihat kita larut terus dalam kesedihan, maka dari itu gue coba melihat ini dari sisi yang berbeda. Melihat ini seperti rindu yang enggak ada habisnya. Makanya gue lebih memilih kata “rindu” untuk menjadi kiasan dari rasa kehilangan,” terang Nino.
Dari departemen suara, aransemen lagunya bernuansa sedih dengan didominasi suara dari instrument piano yang melodis. Dibuat minimalis, tidak banyak "fill in" yang disematkan secara berlebihan. Suara dari violin section semakin menambah keindahan harmonisasi dari lagu “Nikmati Rindunya”. Untuk proses aransemennya, lagu ini juga dibantu dengan strings dari Alvin Witarsa dan balutan choir yang direkam langsung oleh Kamga.
Pria yang aktif sebagai penyiar radio ini mengungkapkan pembuatan lagunya memakan waktu beberapa jam, tapi proses rekaman dan produksinya butuh waktu lama. Salah satu tantangannya adalah mencari waktu rekaman karena kala itu Laleilmanino tengah mengerjakan banyak produksi rekaman dari musisi lain.
“Untuk proses rekamannya itu super sulit, karena produksi Laleilmanino lagi banyak. Jadinya kita rekaman disela-sela pengerjaan propduksi musisi lain, daripada enggak jadi-jadi,” kata Nino mengenai pekerjaan Laleilmanino yang aktif sebagai penulis lagu dan produser, termasuk album Marion Jola.
Single “Nikmati Rindunya” ini juga diperkuat dengan adanya musik video yang disutradarai oleh Anton Ismael. Ceritanya itu menggambarkan satu hari saat Nino kembali ke rumah masa kecil, di mana ia memiliki banyak memori dengan sang ayah. Di situ ia bernyanyi dengan dikelilingi foto serta video kebersamaan almarhum sang ayah dengan Nino beserta keluarga.
“Rumah itu seakan tumbuh banyak sekali bunga yang ingin menandakan bahwa hal ini memang menyedihkan tapi juga indah, dalam pengertian orang yang kita cintai sekarang sudah ada di tempat yang lebih indah dibanding tempat kita sekarang,“ jelas Nino yang sudah jadi bagian grup pop RAN selama 13 tahun terakhir.
Melalui lagu ini Nino juga ingin mengajak banyak orang yang ditinggalkan orang tercinta untuk menikmati rindu dibanding menikmati kesedihannya. Walau kesedihan tetap ada, tapi sedih dan bahagia adalah pemberian Tuhan yang tak boleh dilawan.
Dia ingin mengajak pendengar menikmati proses hingga akhirnya berdamai dengan kondisi itu dan memetik pelajaran dari kejadian sedih tersebut. “Pastinya hal itu akan memberikan sesuatu yang positif juga walaupun kejadiannya negatif,” katanya.
Baca juga: Pesan Nino Kayam untuk calon anggota GIRLS GIRLS
Baca juga: Cerita Nino RAN patah hati lewat single "Pergilah"
Baca juga: Prinsa Mandagie bagi cara pahami diri dalam "Berhenti Mengerti"
Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2021