Belasan Rumah Rusak Tersapu Gelombang

11 Januari 2011 13:47 WIB
Belasan Rumah Rusak Tersapu Gelombang
Ilustrasi Gelombang Tinggi (ANTARA/Yusran Uccang)
Semarang (ANTARA News) - Empat rumah warga di Kelurahan Tanjung Emas, Kecamatan Semarang Utara, Jawa Tengah, rusak akibat tersapu gelombang tinggi yang terjadi Selasa (11/1) pukul 03.30 WIB.

Lima rumah di RT 01 RW 15 dan dua rumah di RT 04 RW 16 rusak parah bahkan diantaranya hampir rata dengan tanah sehingga tidak bisa ditempati lagi, sedangkan tujuh rumah lainnya juga mengalami rusak pada beberapa bagian.

Tujuh rumah warga yang rusak tersebut milik Matruki, Suranto, Kamim, Nurhadi, Kasmuri (RT 01 RW 15), Najamudin, dan Bukori (RT 04 RW 16).

Selain merusakkan belasan rumah warga, gelombang dengan ketinggian antara 2-3 meter tersebut juga menyebabkan dua perahu nelayan pecah, tiga kandang ternak bebek dan burung puyuh.

Gelombang tinggi yang terjadi sekitar satu jam itu juga merusak penahan ombak permanen sepanjang 1,5 kilometer serta sempat membuat sebuah kapal tongkang berukuran besar terdampar di tepi pantai namun saat ini telah ditarik ke tengah laut.

Kepala Kelurahan Tanjung Emas Mardiyono yang ditemui di lokasi kejadian mengatakan tidak ada korban jiwa dalam peristiwa yang menyebabkan belasan rumah rusak ini.

``Puluhan warga yang rumahnya rusak saat ini memilih mengungsi ke rumah saudaranya sambil menunggu bantuan dan perbaikan,`` katanya didampingi Ketua RW 16 Suratno.

Ia mengaku telah melaporkan musibah yang menimpa warganya ke Wali Kota Semarang melalui kecamatan agar para korban bisa segera mendapat bantuan.

Menurut dia, sebagai langkah penanganan pertama agar kerusakan akibat gelombang tinggi tidak semakin meluas, pihaknya akan segera memasang bambu dan timbunan batu di tepi pantai sebagai penahan ombak sementara.

``Untuk rencana jangka panjang Pemerintah Kota Semarang akan membangun sabuk pantai di sekitar rumah warga untuk menahan ombak tinggi,`` ujarnya.

Terkait dengan jumlah kerugian akibat gelombang tinggi yang merusakkan belasan rumah warga tersebut, Mardiyono mengaku belum mengetahui secara pasti, namun diperkirakan mencapai ratusan juta rupiah.

(ANT/S026)

Pewarta: NON
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011